Selasa 28 Sep 2021 15:05 WIB

Roma Diserbu Puluhan Babi Hutan

Invasi babi hutan telah digunakan sebagai senjata politik untuk menyerang Wali Kota.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Jenis babi hutan yang dipelihara dalam peternakan (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Jenis babi hutan yang dipelihara dalam peternakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Roma telah diserbu oleh Galia, Visigoth, dan pengacau selama berabad-abad. Namun, kota tersebut sekarang bergulat dengan kekuatan amukan dari jenis yang sama sekali berbeda, yaitu babi hutan pencari sampah.

Sekelompok babi hutan telah menjadi pemandangan sehari-hari di Roma, ketika 10-30 binatang muda dan tua muncul dari taman luas di sekitar kota untuk menyusuri jalan-jalan yang macet. Mereka mencari makanan di tempat sampah Roma yang terkenal sering meluap.

Baca Juga

Unggahan video babi hutan di media sosial telah viral diunggah oleh banyak pengguna. Mereka yang jengkel mencoba merekam binatang yang berbaris melewati toko, kereta bayi, atau taman bermain.

Saat Roma bersiap untuk pemilihan lokal akhir pekan depan, invasi babi hutan telah digunakan sebagai senjata politik untuk menyerang Wali Kota Virginia Raggi atas masalah pengumpulan sampah di kota itu. Namun,para ahli mengatakan masalah ini lebih rumit dan terkait setidaknya sebagian dengan populasi babi hutan yang berkembang pesat.

Perhimpunan pertanian utama Italia, Coldiretti, memperkirakan ada lebih dari 2 juta babi hutan di Italia. Wilayah Lazio di sekitar Roma memperkirakan ada 5.000-6.000 ekor di antaranya di taman kota, beberapa ratus di antaranya secara teratur meninggalkan pepohonan dan wilayah hijau menuju aspal perkotaan dan tempat sampah.

Untuk memerangi jumlah babi hutan yang terus bertambah, Lazio meluncurkan program pada 2019 untuk menangkap binatang menggunakan kandang di taman untuk disembelih. Bulan lalu pemerintahan setempat menyetujui keputusan baru untuk mengizinkan perburuan selektif babi hutan di beberapa taman, yang sampai sekarang telah dilarang keras.

Penanggung jawab taman Lazio, Maurizio Giubbiotti, mengatakan wilayah tersebut perlu meningkatkan pemusnahan babi hutan untuk mengendalikan situasi. Jumlah hewan tersebut dari 700 ekor selama dua tahun menjadi setidaknya 1.000 ekor per tahun.

Sedangkan di daerah pedesaan Italia, berburu babi hutan adalah olahraga yang populer dan sebagian besar orang Italia dapat menawarkan daftar panjang hidangan babi hutan favoritnya.Namun, kelompok-kelompok hak-hak binatang dengan tegas menentang pemusnahan massal.

Keyakinan tersebut tidak dimiliki oleh sebagian penduduk perkotaan. "Saya takut berjalan di trotoar, karena di satu sisi ada tempat sampah dan mereka (babi hutan) melompati saya,” kata nenek berusia 79 tahun bernama Grazia.

Kekhawatiran Grazia tidak salah tempat, babi hutan dapat memiliki berat hingga 100 kilogram, tingginya mencapai 80 sentimeter dan panjangnya 150 sentimeter. Ancaman dari binatang itu tidak kecil terutama bagi orang tua dan anak-anak.  "Kami telah diserang di sini," ujar Pino Consolati yang menjalankan sebuah restoran di sudut jalan yang sibuk di lingkungan Monte Mario di Roma.

Consolati mengatakan keluarga babi hutan secara rutin berkeliaran di area luar restorannya untuk mencari makanan. Suatu hari pada pekan ini, saudara perempuannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement