REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dijadwalkan meresmikan Kedutaan Besar Israel di Bahrain pada Kamis (30/9). Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, itu adalah pertama kalinya seorang menteri Israel melakukan kunjungan resmi di Bahrain.
"Diundang oleh Menteri Luar Negeri Kerajaan Bahrain, Menteri Luar Negeri Yair Lapid akan tiba di Bahrain pada hari Kamis, dalam kunjungan resmi pertama seorang menteri Israel," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir Middle East Monitor.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, selain meresmikan Kedutaan Besar Israel di Manama, Lapid juga akan menandatangani serangkaian perjanjian bilateral. Sebelumnya pada 14 September, Duta Besar Bahrain untuk Israel, Khaled Al-Jalahma, menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden Israel Isaac Herzog.
Penyerahan surat kepercayaan ini terjadi setahun setelah Israel dan Bahrain menandatangani perjanjian untuk menormalkan hubungan, yang dijembatani oleh Amerika Serikat (AS). Langkah itu dikecam oleh sejumlah pihak di kawasan, termasuk Iran dan sekutunya.
Israel melakukan normalisasi hubungan pada tahun lalu. Kesepakatan normalisasi ini yang ditandatangani oleh UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko. Kesepakatan itu mendapatkan keecaman oleh warga Palestina. Mereka mengklaim bahwa negara-negara yang melakukan normalisi dengan Israel telah berkhianat dan tidak lagi mendukung kemerdekaan Palestina.
Abu Dhabi mengatakan bahwa, kesepakatan normalisasi merupakan upaya untuk mencegah rencana pencaplokan Israel atas Tepi Barat yang diduduki. Namun, para kritikus percaya bahwa normalisasi dengan Israel telah dilaksanakan sejak lama. Sebelumnya, pejabat Israel telah melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di negara itu. Keduanya diketahui tidak memiliki hubungan diplomatik.