Jumat 01 Oct 2021 15:27 WIB

Kesalahan Manusia Penyebab Moderna Terkontaminasi di Jepang

Akibat kontaminasi itu jutaan dosis vaksin Moderna ditarik ulang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).
Foto: AP
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Takeda Pharmaceutical Co Ltd Jepang mengatakan bahwa kesalahan manusia menyebabkan kontaminan logam masuk ke dosis vaksin Covid-19 Moderna Inc. Akibat kontaminasi itu jutaan dosis vaksin ditarik ulang.

"Perakitan yang salah dan karena kesalahan manusia yang spesifik untuk secara visual salah menilai jarak 1mm yang diperlukan antara star-whee dan sumbat mesin yang menempatkan bagian atas pada botol vaksin," ujar laporan terbaru dalam investigasi masalah tersebut, Jumat (1/10).

Baca Juga

Perusahaan tersebut mengimpor dan mendistribusikan vaksin di Jepang. Dalam laporan terbaru bersama Moderna menyatakan produsen Spanyol menemukan kontaminan di beberapa botol pada Juli, tetapi pasokan dari produksi yang sama diizinkan untuk dikirim ke Jepang.

Kemudian, pihak berwenang Jepang pada Agustus menangguhkan penggunaan tiga batch suntikan Moderna yang mengandung 1,63 juta dosis setelah diberitahu tentang kontaminasi. Moderna melakukan penyelidikan dalam kemitraan dengan Takeda dan produsen Spanyol Rovi yang mengoperasikan pabrik di mana kontaminasi terjadi.

Sebanyak lima batch berurutan dari vaksin Moderna Covid-19 yang diproduksi di Rovi antara 27 Juni-3 Juli diselidiki. Tiga yang pertama dikirim ke Jepang dan kemudian ditarik kembali setelah ditemukannya partikel, yang kemudian ditentukan sebagai baja tahan karat, di dalam 39 botol.

Tapi, batch keempat gagal diperiksa setelah penemuan partikel pada 2 Juli dan batch kelima juga ditahan oleh Rovi. Masalah dengan batch empat dan lima dilaporkan ke Moderna, Takeda, dan Kementerian Kesehatan Jepang.

Perusahaan dan Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan partikel baja tahan karat tidak menimbulkan risiko kesehatan tambahan.

Fakta dari laporan investigasi terbaru menunjukan, pengaturan yang salah menyebabkan masalah tetap ada di seluruh rangkaian lima batch. Prosedur operasi yang lebih baik dan penggunaan alat presisi baru akan membantu mencegah masalah berulang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement