REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan menteri pendidikan Malaysia Maszlee Malik meminta kepada pemerintah agar program sarapan gratis (PSP) di sekolah dasar yang sudah diusulkan pada 2019 bisa dilaksanakan. Maszlee menyampaikan hal itu dalam rapat pembahasan Program Malaysia ke-12 (RMK12) di gedung Parlemen, Kuala Lumpur, Kamis (30/9).
Penerapan PSP dinilai dapat membantu kecukupan gizi bagi hampir 2,7 juta siswa selama 200 hari setahun, menurut sebuah studi tahun 2019. Menurut anggota Parlemen dari Simpang Renggam itu, studi tentang masalah kekurangan gizi di kalangan siswa sekolah dasar di Malaysia telah diterbitkan oleh badan-badan internasional dan lokal selama beberapa tahun.
"Yang pertama dan paling awal mengungkapkan masalah penting ini adalah Laporan Anak-Anak Terpinggirkan oleh UNICEF dan DM Analytics yang diterbitkan pada Februari 2018," katanya.
Laporan itu diikuti oleh sejumlah laporan tentang gizi anak sekolah. Di antaranya Laporan Pemahaman Gizi Sekolah di Malaysia oleh Khazanah Research Institute (KRI) pada Februari 2020 dan Dampak Langsung Perintah Pengendalian Pergerakan (PKP) oleh UNICEF dan UNFPA pada Agustus 2020.
"Di antara isu-isu utama yang diangkat oleh semua laporan ini adalah pengungkapan temuan yang sama yaitu adanya masalah serius morbiditas dan malnutrisi di antara siswa sekolah dasar di Tanah Air yang disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan lainnya," katanya.
Dia mengatakan wabah COVID-19 telah membuat situasi ekonomi masyarakat semakin parah. Menurut laporan Departemen Statistik Nasional (DOSM), jumlah keluarga dengan pendapatan rata-rata di atas RM 10.970 (Rp 37,6 juta) per bulan (T20) telah menurun lebih dari 12 persen selama pandemi.
"Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembang anak dan juga pendidikannya," kata Maszlee.
Menurut dia, proses membesarkan anak melalui makanan bergizi juga termasuk dalam proses pendidikan yang terintegrasi. Program PSP juga akan memberi manfaat bagi 50.000 guru dan melibatkan 7.772 sekolah di seluruh negeri.
"Ini akan menguntungkan pemasok ayam, daging dan ikan serta barang basah lainnya seperti sayuran, roti, nasi lokal dan di dalam wilayah sekolah-sekolah tersebut," kata dia.