REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Arc de Triomphe yang terkenal di Paris kembali ke bentuk aslinya setelah sebulan dibungkus dengan plastik biru keperakan sebagai bagian dari instalasi seni. Pekerjaan untuk membongkar pembungkus itu berlangsung pada Senin (4/10).
Rencana untuk membungkus "landmark" lengkungan abad ke-19 itu pada awalnya disusun oleh mendiang seniman kelahiran Bulgaria Christo. Namun, rencana itu kemudian dilanjutkan oleh sebuah tim dengan biaya sekitar 14 juta euro (sekitar Rp231,87 miliar). Keponakan mendiang seniman Christo menjadi salah satu anggota tim tersebut.
Instalasi seni tersebut dijadwalkan berlangsung hingga Ahad (3/10), dan Senin pagi (4/10). Para pekerja memulai operasi untuk menurunkan instalasi seni diArc de Triomphe , yakni dengan membuka bungkus plastik dari puncak monumen setinggi 50 meter itu.
Pada penghujung hari, sebagian besar bungkus plastik di Arc de Triomphe hilang sehingga memperlihatkan hiasan batu di bawahnya. Sejumlah derek konstruksi siap untuk melanjutkan pekerjaan pembongkaran pada Selasa. Para pengunjung berkumpul di kaki gapura (Arc de Triomphe) untuk berfoto.
"Ini agak menyedihkan. Saya pikir instalasinya dicopot terlalu cepat," kata seorang warga Paris, Sarah Palleul, ketika dia melihat para pekerja mengupas pembungkus yang dapat didaur ulang dari monumen Arc de Triomphe. Namun, dia menambahkan: "Kami akan senang melihat Arc de Triomphe seperti sebelumnya."
Instalasi seni yang dipasangkan pada Arc de Triomphe itu umumnya diterima dengan baik, meskipun beberapa turis menyatakan frustrasi karena mereka telah datang jauh-jauh ke Paris untuk melihat monumen itu dalam bentuk klasiknya, tetapi malah melihatnya terbungkus di balik selubung plastik.