Rabu 06 Oct 2021 13:59 WIB

Pengunjuk Rasa Perubahan Iklim Ganggu Peragaan Busana

Pengunjuk rasa mengganggu peragaan busana Louis Vuitton di Paris

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Butik Louis Vuitton, Paris, Prancis. Pengunjuk rasa mengganggu peragaan busana Louis Vuitton di Paris. Ilustrasi.
Foto: EPA
Butik Louis Vuitton, Paris, Prancis. Pengunjuk rasa mengganggu peragaan busana Louis Vuitton di Paris. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pengunjuk rasa mengganggu peragaan busana Louis Vuitton di Paris. Seorang demonstran berjalan di atas panggung sambil membawa spanduk yang mengecam dampak konsumsi berlebihan terhadap lingkungan.

Pengunjuk rasa tersebut membawa spanduk bertuliskan 'konsumsi berlebih = kepunahan'. Aksi pada Selasa (5/10) itu mewakili organisasi lingkungan Amis de la Terre atau Sahabat Bumi, Youth for Climate, dan Extinction Rebellion.

Baca Juga

Demonstran berjalan di panggung yang sama dengan para model. Salah satu saksi mata mengatakan aksi ini membuat heboh penonton. Di barisan terdepan, bintang film Prancis Catherine Deneuve dan Isabelle Huppert tidak terlihat terganggu.

Sementara anggota keluarga Arnault yang duduk di sebelah ketua dewan dan Chief Executive Officer LVMH Bernard Arnault saling pandang. Pengunjuk rasa sempat bergulat dengan petugas keamanan sebelum akhirnya dibawa pergi.

Gangguan itu tidak menghambat aliran para model yang memeragakan busana. Peragaan ini digelar di koridor museum Louvre sambil diiringi musik yang dramatis.

Peragaan itu memiliki cita rasa punk dengan lengan jaket yang disobek memperlihatkan seluruh lengan. Aksesoris pun bertemakan punk seperti sepatu bot dan tindikan besi.

Amis de la Terre mengatakan aksi itu ditujukan untuk LVMH yang memiliki merek busana mewah. Isu yang diangkat adalah konsumsi berlebihan.

"LVMH merupakan garda depan dunia dalam barang-barang mewah dan bertanggung jawab atas tren yang mendorong industri tekstil harus terus memperbarui koleksi mereka lebih cepat dan memproduksi lebih banyak," kata juru bicara organisasi tersebut, Alma Dufour.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement