Kamis 07 Oct 2021 00:12 WIB

CIA Kehilangan Puluhan Informan di Luar Negeri

Sebagian besar mata-mata CIA telah dibunuh, ditangkap, atau menjadi agen ganda

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Sebagian besar mata-mata CIA telah dibunuh, ditangkap, atau menjadi agen ganda.
Foto: Reuters
Sebagian besar mata-mata CIA telah dibunuh, ditangkap, atau menjadi agen ganda.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CIA telah kehilangan puluhan informan di luar negeri. Menurut memo rahasia yang diperoleh oleh New York Times pada Selasa (5/10), sebagian besar individu yang direkrut sebagai mata-mata CIA telah dibunuh, ditangkap, atau dikompromikan dalam beberapa tahun terakhir.

New York Times melaporkan badan intelijen oposisi di Rusia, China, Iran, dan Pakistan telah memburu aset intelijen AS. Dalam beberapa kasus mereka mengubahnya menjadi agen ganda.

Baca Juga

Memo rahasia itu mengatakan keberhasilan badan intelijen lainnya disebabkan oleh teknologi mereka yang semakin canggih. Mereka menggunakan pemindaian biometrik dan alat pengenalan wajah yang memungkinkan untuk melacak petugas CIA. Dalam beberapa kasus, mereka menemukan identitas informan.

Memo itu mendesak petugas untuk berhati-hati dalam menghindari teknologi tersebut. CIA juga meminta petugas untuk memeriksa orang yang mereka rekrut sebagai informan. CIA memberikan penekanan khusus kepada para petugas agar tidak meremehkan informan mereka.

Mantan pejabat yang berbicara kepada New York Times menjelaskan kemampuan CIA dalam merekrut informan di pemerintahan asing telah menurun setelah insiden 9/11. CIA menghabiskan beberapa dekade untuk fokus pada kontraterorisme pasca-9/11.

Beberapa pemerintah asing telah mengubah informan CIA menjadi agen ganda. Mereka memanfaatkan informan tersebut untuk memberikan informasi palsu kepada CIA.

Baca juga : Polemik Kapal Selam Nuklir, Pengamat: Indonesia Juga Perlu

Mantan pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan Pakistan telah menunjukkan kapasitas yang nyata untuk mengubah informan CIA menjadi agen ganda. Menurutnya, mengembangkan jaringan di Pakistan menjadi lebih penting setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

"Mempelajari lebih banyak tentang hubungan Pakistan dengan pemerintah Taliban dan organisasi ekstremis di kawasan itu akan menjadi semakin  penting," ujar New York Times.

CIA memiliki tekanan untuk membangun dan memelihara jaringan informan di Pakistan. Di sisi lain, fokus pemerintah AS terhadap persaingan dengan Rusia dan China juga menjadi pekerjaan besar bagi CIA. Mereka memiliki prioritas untuk membangun jaringan mata-mata dan melindungi informan di Rusia dan China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement