REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan berencana untuk memperkuat pencegahan yang disesuaikan bersama dengan AS terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Demikian disampaikan kantor berita Yonhap pada Rabu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam laporan audit parlemen tahunannya mengatakan bahwa Seoul meningkatkan kemampuan serangan dan pertahanan misilnya. “Korea Utara terus meningkatkan kemampuan nuklir dan misilnya, dengan pembicaraan denuklirisasi yang telah lama terhenti,” tulis Yonhap mengutip laporan JCS.
"Menghadapi berbagai tantangan seperti penutupan perbatasan dan kesulitan ekonomi yang memburuk akibat Covid-19, Korea Utara dapat melakukan provokasi militer untuk menyeimbangkan, meskipun ada kemungkinan dialog," tambahnya.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/korea-selatan-perkuat-diri-hadapi-ancaman-nuklir-korea-utara/2384347.
Pekan lalu, Korea Utara menguji coba rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan, sebagai bagian dari rangkaian peluncuran rudal dalam beberapa pekan terakhir yang meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Pada Senin, Korea Utara dan Korea Selatan memulihkan jalur komunikasi lintas batas yang terputus oleh Pyongyang pada bulan Juli, meningkatkan harapan untuk dimulainya kembali dialog antar-Korea yang terhenti.
Tahun lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung, dan secara sepihak memutus semua jalur komunikasi antar-Korea melalui selebaran anti-Pyongyang yang dikirim dari Korea Selatan. Hotline tersebut sempat kembali beroperasi pada akhir Juli sebelum ditangguhkan oleh Korea Utara sebagai protes terhadap latihan militer gabungan tahunan Korea Selatan dan AS.