Jumat 08 Oct 2021 02:15 WIB

Biden akan Bertemu Xi Sebelum Akhir Tahun

Biden sebelumnya telah berbicara dengan Xi Jinping terkait Taiwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington dan Beijing sepakat menggelar pertemuan virtual tingkat presiden sebelum akhir tahun. Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan tingkat tinggi yang digelar untuk memperbaiki komunikasi antar dua negara adidaya itu.

Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan dan Penasihat Keamanan Nasional Cina Yang Jiechi menggelar pertemuan tertutup di hotel bandara di Kota Zurich, Swiss. Pertemuan ini menjadi pertemuan tatap muka pertama sejak pertemuan yang menegangkan di Alaska bulan Maret lalu.

Baca Juga

Pertemuan ini juga digelar setelah Presiden AS Joe Biden melakukan sambungan telepon dengan Presiden China Xi Jinping awal September.

Gedung Putih mengatakan dalam di Swiss, Sullivan mengangkat isu-isu kontroversial. Seperti tindakan China di Laut Cina Selatan serta sikap dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing di Xinjiang, Hong Kong dan Taiwan.

Namun di akhir pertemuan Beijing dan Washington mengatakan pertemuan yang berlangsung enam jam ini konstruktif dan jujur. Pihak AS mengatakan suasana pertemuan sangat berbeda dibandingkan pertemuan Alaska. "Dari pembicaraan kami hari ini kami  secara prinsipil  sepakat untuk menggelar (pertemuan) bilateral daring sebelum akhir tahun," kata seorang pejabat pemerintah AS, Kamis (7/10).

Wartawan bertanya pada juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengenai rincian mengenai pertemuan yang akan datang. "Kami masih mengerjakan seperti apa bentuknya, kapan dan tentu kami belum memiliki detail akhirnya," jawab Psaki.

Pada awal September lalu Biden menelepon Xi. Kedua ya membahas kebutuhan untuk memastikan persaingan mereka tidak berubah menjadi konflik.

Pada Selasa (5/10) lalu Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Xi mengenai Taiwan. Presiden AS itu mengatakan mereka sepakat untuk mematuhi 'perjanjian Taiwan'.  Sambungan telepon itu dilakukan saat hubungan Cina dan Taiwan kian memanas.

Pulau yang dikelola demokratis itu melaporkan 148 pesawat tempur angkatan udara Cina terbang di selatan dan barat zona pertahanan udara mereka selama empat hari berturut-turut dimulai Jumat (1/10) pekan lalu. Di hari yang sama ketika Cina merayakan Hari Nasional.

Kementerian Luar Negeri Taiwan telah meminta klarifikasi pada AS mengenai komentar Biden. Rabu (6/10) kemarin kementerian mengatakan AS menegaskan pendekatan mereka pada Taiwan tidak berubah dan komitmen pada pulau yang diklaim itu 'sekeras batu'. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement