REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia akan menanggapi keputusan NATO mencabut akreditasi delapan diplomat Rusia pada misi NATO di Brussels, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri negara itu Maria Zakharova pada Kamis.
Zakharova mengatakan pada konferensi pers di Moskow bahwa langkah itu sudah diprediksikan sebelumnya, tetapi pengabaian koalisi terhadap aturan kesopanan mengejutkannya, karena NATO tidak memberikan penjelasan atau alasan untuk mengusir diplomat Rusia.
NATO membatalkan akreditasi delapan anggota misi Rusia pada Rabu, serta mengklaim bahwa mereka adalah "perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan".
Seorang pejabat NATO mengatakan aliansi itu telah mengurangi jumlah posisi yang dapat diakreditasi Rusia dari 20 menjadi 10 orang. “Keengganan anggota NATO dan institusi NATO sendiri untuk bekerja sama telah menjadi sangat jelas dan tidak dapat ditarik kembali,” tekan dia.
Zakharova menuduh sekretariat NATO munafik, dan menyatakan bahwa "baru-baru ini" meminta untuk menunjuk perwakilan permanen Rusia ke Brussels, agar tidak membatasi kontak dengan tingkat charge d'affairs di sana.
Hubungan NATO-Rusia telah tegang dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea pada 2014 dan dugaan insiden peracunan pemimpin oposisi negara itu Alexey Navalny tahun lalu.
Sebelumnya pada 2018, NATO telah membatalkan akreditasi tujuh pejabat Rusia atas tuduhan meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal.