REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Burung mynah nyaman berada dalam kandang baru yang berada di ruang tamu Duta Besar Prancis Xavier Chatel di Abu Dhabi. Kehidupan nyamannya itu jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya sebagai hewan peliharaan seorang perempuan muda Afghanistan.
Cerita burung dari keluarga jalak ini bermula dari kondisi ribuan pengungsi Afghanistan membanjiri pangkalan Al-Dhafra di Uni Emirat Arab (UEA). Mereka diperiksa oleh otoritas Amerika Serikat, Prancis, dan lainnya selama 12 hari yang terik di Agustus.
"Ada banyak cerita menggembirakan karena ada artis, ada musisi, ada orang yang sangat lega sehingga bisa dievakuasi. Namun, pada saat yang sama ada juga curahan kesusahan," kata Chatel.
Dalam kekacauan di Al-Dhafra, Chatel menerima peringatan keamanan. Petugas yang mencari ancaman Alqaida dan ISIS, telah menemukan kargo ilegal di dalam pesawat.
Seorang perempuan berusia tidak lebih dari 20 tahun muncul, memegang sebuah kotak kardus misteri. Di dalamnya ada hewan peliharaan kesayangannya dengan sayap terpotong, seekor mynah cerewet yang terkenal dan umum ditemui di seluruh Asia Tenggara.
Namun, karena masalah kesehatan binatang, tidak mungkin perempuan itu bisa membawa burung kecil itu ke Paris. Menurut cerita Chatel, dia menangis dan tubuhnya gemetar.
Kisah Chatel tentang yang terjadi selanjutnya muncul di Twitter pekan lalu dan mengubah Juji menjadi sensasi kecil. Setelah menerima instruksi terperinci tentang preferensi makanan Juji, mulai dari mentimun, anggur, irisan roti, dan sesekali kentang, Chatel memutuskan untuk mengadopsi burung itu, berjanji akan merawatnya dengan baik.
Perempuan muda itu memberi kabar duta besar di Twitter segera setelah mendarat di Prancis. Puncak pikirannya saat memulai hidup baru sebagai pengungsi adalah hewan peliharaannya yang terdampar di Jazirah Arab.
Chatel membalas dengan video Juji mengemil buah, berkeliaran di sekitar kandang putihnya, bahkan belajar bahasa Prancis dari ruang tamunya yang berlantai marmer. Setelah berkicau dalam bahasa Pashto selama beberapa hari pertama di Abu Dhabi, Juji berhasil mengucapkan sesuatu yang mirip dengan kata Bonjour.
"(Perempuan itu) mengatakan kepada saya sesuatu yang masih ingat oleh saya. Fakta bahwa burung itu masih hidup dan dia dirawat dengan baik memberinya keyakinan dan harapan untuk memulai lagi," kata Chatel.
Sampai Chatel dapat menemukan cara untuk menyatukan kembali Juji dengan mantan pemiliknya, burung bersayap hitam itu tetap menjadi pengingat bagi Prancis akan hari-hari yang panik dalam evakuasi Kabul. "Di tengah-tengah ini ratusan orang yang tiba di sini, ada gadis ini dan ada burung ini," ujarnya.