REPUBLIKA.CO.ID, ZAHRANI -- Api besar membakar tangki di salah satu kilang minyak di Lebanon. Terlihat kobaran api menyala dan asap hitam membumbung tinggi di langit. Kantor berita milik pemerintah melaporkan belum diketahui penyebab kebakaran.
Pada Senin (11/10) kantor berita National News Agency melaporkan api belum padam setelah dua jam lebih menyala. Pemadam kebakaran berlari ke lokasi kejadiaan dan berusaha memadamkan api yang membakar tangki bensin di fasilitas minyak di Kota Zahrani.
Laporan media menyebutkan tidak ada karyawan yang berada di dekat tangki itu saat kebakaran terjadi. Tentara Lebanon menutup jalan tol yang melewati Zahrani yang menghubungkan Beirut dengan bagian selatan Lebanon.
Instalasi Minyak Zahrani terletak sekitar 50 kilometer sebelah selatan Beirut. Dekat salah satu pembangkit listrik utama Lebanon yang berhenti beroperasi selama dua hari karena kekurangan bahan bakar.
Lebanon sedang mengalami krisis energi serius yang mengakibatkan negara itu harus memadamkan listrik selama 22 jam per hari. Kepala pertahanan sipil Raymound Khattar mengatakan diyakini tangki yang kebakaran menampung sekitar 300 ribu liter bensin.
Di stasiun televisi, MTV, Khattar mengatakan saat ini pihaknya fokus memadamkan api dan mendinginkan lingkungan sekitar tanki agar api tidak menjalar. Sementara itu Menteri Energi Lebanon Walid Fayyad mengatakan api sudah dipadamkan.
"Api sudah dipadamkan," kata Fayyad dalam cicitan kantor kepresidenan Lebanon seperti dikutip Aljazirah.
Sebelumnya ia mengatakan belum mengetahui penyebab dari kebakaran tersebut. "Kami harus menunggu hasil penyelidikan dan kami sudah siap untuk mengambil langkah berdasarkan hasilnya, saat ini prioritasnya keselamatan masyarakat," katanya.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Lebanon memberitahu Aljazirah, tangki tersebut berisi benzena. Zat kimia yang terkandung dalam minyak mentah.
"Sekarang kami fokus memindahkan warga dari daerah sekitar sambil berusaha memadamkan api, prioritasnya saat ini mencegah api menjalar ke tangki lain," katanya.
Pada Agustus 2020 lalu ledakan di pelabuhan Beirut menewaskan 215 orang, melukai ribuan lainnya dan menghancurkan banyak gedung dan rumah. Ledakan tersebut disebabkan amonium nitrat yang ditimbun dengan cara yang tidak tepat selama bertahun-tahun di sebuah gudang di pelabuhan tersebut.
Pada awal tahun ini perusahaan Jerman menemukan bahan nuklir berbahaya yang disimpan di sebuah fasilitas di Zahrani. Garam uranium terdeplesi disimpan di delapan kotak kecil yang beratnya kurang dari 2 kilogram. Sejak ditemukan benda-benda tersebut sudah dipindahkan.
Bahan itu sudah disimpan di fasilitas tersebut sejak tahun 1950-an. Ketika fasilitas itu dikelola perusahaan Amerika Serikat (AS) Mediterranean Refinery Company (Medreco).
Medreco adalah yang mayoritas sahamnya dimiliki Mobil dan Caltex. Perusahaan tersebut aktif di Lebanon selama empat dekade sampai akhir tahun 1980-an.