Obat-obatan yang sudah ada, seperti obat antivirus remdesivir buatan Gilead Sciences yang diberikan lewat infus dan obat generik steroid deksametason, secara umum hanya diberikan kepada pasien rawat inap. Sedangkan obat antibodi monoklonal produksi Regeneron Pharmaceuticals dan El Lilly sejauh ini terlihat hanya digunakan terbatas karena sulit diberikan kepada pasien.
Sementara itu, sebagian ahli kesehatan mengungkap potensi masalah keamanan serius yang menyangkut metode pil tersebut dalam membunuh virus. Molnupiravir ialah obat oral antivirus yang terintegrasi ke dalam susunan genetik virus hingga menyebabkan sejumlah besar mutasi untuk menghancurkan virus.
Hanya saja, beberapa tes laboratorium menunjukkan obat buatan perusahaan farmasi Merck itu bisa memicu mutasi pada materi genetik pada sel mamalia. Secara teoritis, hal tersebut dapat menyebabkan kanker atau cacat lahir. Merck menyatakan bahwa tes pada hewan menunjukkan hasil yang berkebalikan dengan tuduhan tersebut.
"Keseluruhan data dari penelitian ini menunjukkan bahwa molnupiravir tidak mutagenik atau genotoksik dalam sistem mamalia in vivo," tulis pernyataan resmi Merck, dikutip Fox News pada Kamis (7/10).