REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia tidak akan menjatuhkan sanksi kepada warganya yang menolak divaksinasi Covid-19. Menurutnya, hal itu bertentangan dengan sifat sosial negara tersebut.
“Tidak, menurut saya tindakan seperti itu (menjatuhkan sanksi kepada warga yang tak divaksinasi Covid-19) tidak realistis di negara kita,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (11/10), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia menekankan, menjatuhkan sanksi hanya karena warga menolak divaksinasi tak sejalan dengan sifat sosial Rusia. “Sifat sosial negara kita diabadikan dalam konstitusi dan Presiden (Vladimir) Putin adalah orang yang paling berkomitmen pada sifat sosial negara kita,” ujarnya.
Menurut Peskov, dalam situasi seperti saat ini, penekanan harus dibuat pada kesadaran warga. Artinya, mereka harus memahami bahwa tidak ada metode lain untuk melindungi hidupnya di tengah pandemi selain lewat vaksinasi.
“Penting memerangi pandemi virus Corona dengan metode yang tersedia, terutama dengan menjelaskan bahwa tidak ada alternatif selain kampanye vaksinasi,” kaya Peskov.
Sebelumnya ahli virologi dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Alexander Lukashev, telah menyarankan kepada pemerintah untuk menjatuhkan sanksi denda sebesar 5.000 rubel bagi warga yang menolak vaksinasi. Dia menekankan sanksi tersebut untuk kelompok populasi berisiko tinggi.
Sejauh ini Rusia menempati posisi kelima sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Ia telah mencatatkan 7,68 juta kasus dengan korban melampaui 213 ribu jiwa.