REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Bahrain menggelar pernikahan pasangan Yahudi untuk pertama kalinya dalam 52 tahun. Pesta pernikahan itu digelar di Hotel Ritz Carlton, Manama pada Ahad (10/10) lalu.
Pernikahan tersebut diselenggarakan oleh Ortodoks Union yang merupakan organisasi Yahudi terbesar dan berbasis di Amerika Serikat (AS). Rabi dari Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk, Eli Abadie, mengatakan pernikahan tersebut sangat penting dan bermakan karena pertama kalinya digelar di negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
"Saya merasa terhormat dapat meresmikan pernikahan ini. Saya sangat senang melihat kebangkitan kehidupan Yahudi di wilayah ini dan mengalami peristiwa penting dalam kehidupan di GCC," kata Abadie dilansir Middle East Monitor, Kamis (14/10).
Pasangan Yahudi yang menikah adalah putra dari mantan duta besar Bahrain untuk Amerika Serikat (AS) periode 2008-2013, Houda Nonoo. Dia mengunggah foto pernikahan putranya di Twitter. Nonoo adalah orang Yahudi pertama yang ditunjuk sebagai duta besar Bahrain. Dia perempuan ketiga dari Bahrain yang menjabat duta besar.
"Saya tahu setiap ibu berpikir pernikahan anak mereka adalah monumental. Sangat sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan betapa berartinya pernikahan itu bagi mereka," kata Nonoo.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel di Washington tahun lalu, sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham atau Abraham Accord. Palestina mengutuk normalisasi tersebut dan mengatakan negara Arab telah berkhianat. Presiden Komunitas Yahudi Bahrain, Ebrahim Dawood Nonoo, mengatakan Kesepakatan Abraham telah membuka jalan baru.
"Pernikahan ini adalah momen penting bagi keluarga kami, komunitas di sini di Bahrain, dan untuk komunitas Yahudi yang lebih luas di wilayah tersebut," ujar Dawood Nonoo yang merupakan sepupu Duta Besar Houda Nonoo.