REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah negara bagian New South Wales mengumumkan Sydney akan membuka diri bagi pendatang internasional yang divaksinasi penuh mulai 1 November tanpa perlu karantina, Jumat (15/10). Keputusan ini mendorong pengembalian penuh perjalanan ke luar negeri.
"Kita perlu bergabung kembali dengan dunia. Kita tidak bisa tinggal di sini di kerajaan pertapa. Kita harus membuka diri," kata Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet.
Menurut Perrottet, mereka yang tiba di Sydney pertama-tama harus menunjukkan bukti vaksinasi dan tes Covid-19 negatif sebelum naik pesawat ke Australia. Hasil negatif dan vaksinasi penuh cukup membuat mereka yang datang tidak perlu lagi dikarantina.
Perrottet mengatakan sudah waktunya membuka negara untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang telah rusak parah oleh karantina wilayah Covid-19 yang hampir empat bulan di negara bagian itu. "Karantina hotel, karantina rumah adalah masa lalu, kami membuka Sydney dan New South Wales kepada dunia," katanya.
New South Wales diperkirakan mencapai 80 persen tingkat vaksinasi penuh pada populasi orang dewasa akhir pekan ini. Jumlah tersebut jauh di depan negara bagian lain sehingga secara drastis memperlambat jumlah infeksi.
Australia menutup perbatasannya pada Maret 2020 sebagai tanggapan terhadap pandemi. Keputusan itu membuat negara ini hanya menerima warga negara dan penduduk tetap yang diharuskan menjalani karantina hotel dua pekan wajib dengan biaya sendiri.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan awal bulan ini perjalanan ke luar negeri akan kembali setelah 80 persen orang di negara bagian tertentu sepenuhnya divaksinasi. Namun pada awalnya akan tersedia untuk warga Australia dan akan memerlukan karantina di rumah. Keputusan New South Wales belum mendapatkan tanggapan dari kantor Morrison.