REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan pada Jumat (15/1), bahwa siapapun yang menggunakan kombinasi dua vaksin yang disetujui oleh FDA atau WHO akan diizinkan memasuki Amerika Serikat mulai 8 November.
"Wisatawan yang memiliki vaksin Covid-19 dosis campuran akan disetujui dan dianggap telah divaksinasi penuh ketika mengunjungi Amerika Serikat," menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dilansir dari People, Ahad (17/10).
CDC mengumumkan Jumat bahwa negara itu akan mengizinkan siapa pun dengan kombinasi dua vaksin yang disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS atau Organisasi Kesehatan Dunia untuk melintasi perbatasan. Pembatasan untuk individu yang telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 akan dicabut pada 8 November.
"CDC tidak merekomendasikan pencampuran jenis vaksin dalam seri primer, kami menyadari bahwa ini semakin umum di negara lain sehingga harus diterima untuk interpretasi catatan vaksin," kata juru bicara CDC.
Aturan baru ini juga berlaku untuk peserta uji klinis AS yang telah menerima semua dosis yang direkomendasikan dari vaksin Covid-19 yang terdaftar untuk penggunaan darurat oleh WHO atau kandidat vaksin yang kemanjurannya telah dikonfirmasi secara independen.
Pada hari yang sama, Perwakilan AS Brian Higgins mengkritik penundaan pembukaan kembali perbatasan dalam sebuah wawancara dengan WGRZ-2. "Saya hanya tidak mengerti mengapa ini 8 November dan mereka baru saja membukanya," ujar Higgins.
"Anda tahu, kita semua diperintahkan untuk mengikuti sains, mengikuti fakta, mengikuti data. Dan ketika Anda melakukan itu, ada satu kesimpulan yang jelas dan meyakinkan, dan itu membuka batas dan semua itu benar selama berbulan-bulan. lalu," kata Demokrat New York berusia 62 tahun kepada outlet tersebut.
Higgins juga meminta pemerintah Kanada untuk membatasi pedoman perjalanannya sendiri dalam sebuah wawancara dengan The Canadian Press.
"Saya pikir keputusan AS untuk mengizinkan orang Kanada masuk ke Amerika Serikat tanpa tes lagi menggarisbawahi potensi vaksin," ungkapnya.
Panel ahli merekomendasikan FDA menyetujui suntikan booster untuk semua penerima vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Booster vaksin disebut-sebut mampu meningkatkan efektivitas vaksin hingga 94 persen.
Pada Sabtu (16/10), CDC melaporkan bahwa sebanyak 58 persen dari populasi AS telah sepenuhnya mendapatkan vaksinasi Covid-19, sedangkan 65,8 persen lainnya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.