Rabu 20 Oct 2021 00:30 WIB

FBI Lakukan Operasi Pencarian Misionaris AS di Haiti

Presiden AS Joe Biden telah menerima informasi tentang penculikan misionaris itu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Orang-orang berkumpul di sekitar pembakaran sampah di pusat kota Port-au-Prince, Haiti, sore hari, Selasa, 21 September 2021.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Orang-orang berkumpul di sekitar pembakaran sampah di pusat kota Port-au-Prince, Haiti, sore hari, Selasa, 21 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI berupaya keras untuk menemukan sekelompok misionaris Kristen Amerika dan Kanada yang diculik di Haiti akhir pekan lalu. Hal ini diungkapkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

"FBI adalah bagian dari upaya pemerintah AS yang terkoordinasi untuk menempatkan warga AS ke tempat yang aman. Kedutaan Besar AS di Port-au-Prince berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat, dan memberikan bantuan kepada keluarga," ujar Psaki, dilansir Anadolu Agency, Selasa (19/10).

Baca Juga

Psaki menambahkan, Presiden AS Joe Biden telah menerima informasi tentang penculikan itu. Sejauh ini Gedung Putih tidak mengonfirmasi rincian tambahan tentang kegiatan FBI, karena operasi pencarian sedang berlangsung.

Christian Aid Ministries yang berbasis di Ohio mengonfirmasi pada Ahad (17/10) penculikan 17 orang misionaris oleh geng bersenjata Haiti ketika mereka mengunjungi panti asuhan.  Kelompok misionaris tersebut mencakup 16 warga negara AS dan satu warga negara Kanada. Lima dari mereka yang diculik adalah anak-anak.

"Otoritas sipil di Haiti dan Amerika Serikat mengetahui apa yang telah terjadi dan menawarkan bantuan. Kami terus memantau situasi dengan cermat dan berdoa dengan sungguh-sungguh," ujar pernyataan Christian Aid Ministries.

Laporan sejumlah media yang mengutip pejabat Haiti mengatakan, pihak yang bertanggung jawab atas penculikan itu dikenal sebagai geng 400 Mawozo. Geng bersenjata tersebut berbasis di ibu kota Port-au-Prince.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement