REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Para pengusaha Indonesia dan China membahas kerja sama digital, kesehatan, dan ekonomi hijau dalam Indonesia-China Business Forum 2021 di Beijing, China, Selasa (19/10). Selain itu, dibahas pula mengenai tujuan dan manfaat penggunaan local currency settlement untuk investasi dan perdagangan antara Indonesia dan China.
Forum ini bertema New Road to Business Acceleration in Digitalization, Health and Green Economy in Indonesia dan dibuka dengan sambutan kunci oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan. Perhelatan ini diselenggarakan secara hibrida dan diikuti oleh lebih dari 200 peserta luring dan 370 peserta daring.
Mengawali forum, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengemukakan, China merupakan negara mitra dagang dan investasi utama bagi Indonesia. "Di tengah pandemi, kerja sama kedua negara semakin relevan khususnya di berbagai sektor yang menjadi prioritas bagi pemulihan ekonomi, yang meliputi kerja sama digital, industri kesehatan dan ekonomi hijau," ujar Djauhari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (20/10).
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sambutan kunci menyampaikan bahwa pada 2020, nilai investasi China di Indonesia mencapai USD 4.8 miliar dan nilai perdagangan mencapai USD 71.41 miliar. Selain penguatan kerja sama dalam kerangka sinergi BRI dan GMF, kedua negara juga terus meningkatkan kerja sama di sektor digital seiring dengan pembangunan infrastruktur dan konektivitas.
Di bidang kesehatan, Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kolaborasi penelitian vaksin termasuk rencana pembangunan pabrik mRNA tahun mendatang. Terkait dengan pembangunan hijau, Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara merupakan contoh kemitraan dengan perusahaan Tiongkok dalam transfer teknologi dan pengetahuan untuk energi berkelanjutan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ada tiga alasan Indonesia terus menjadi salah satu negara tujuan investasi terbaik. Pertama, Indonesia mampu menunjukkan pemulihan ekonomi dan daya tahan yang kuat dengan prediksi pertumbuhan positif sebesar 3,5-4,3 persen.
Kedua, Indonesia terus menawarkan investasi infrastruktur yang menjanjikan antara lain dengan promosi pembentukan Local Currency Settlement (LCS) dengan beberapa negara termasuk China. Alasan ketiga, pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia yang terus berkembang.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar, menggarisbawahi mengenai mekanisme bilateral Indonesia – China yang semakin kuat melalui pembentukan High-Level Dialogue Cooperation Mechanism (HLDCM). Ini digalang di tingkat Menko Marves RI – State Councilor China. Mekanisme itu melengkapi Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) di tingkat menteri luar negeri.
Forum Bisnis ditutup dengan pengumuman mengenai MoU kerja sama investasi perusahaan China, AminBio Group, dan perusahaan Indonesia, PT. Makmur Berkah Gelatin Halal, untuk proyek gelatin halal di Indonesia yang telah ditandatangani pada 10 September 2021. MoU ini menandai hubungan kedua negara yang terus berkembang bahkan di tengah pandemi.
Forum bisnis ini digelar atas kerja sama KBRI Beijing dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing, Kementerian Luar Negeri RI cq Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, dan Indonesia Chamber of Commer in China (INACHAM). Acara ini juga menjadi ajang promosi produk makanan dan minuman dari perusahaan Indonesia berbasis di China yaitu Yan Ty Ty, Kapal Api Global, Papatonk, Agro Pulo, Garudafood, Indofood, Mayora, Nabati, dan Milkita.