REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Amerika Serikat (AS) menyerukan Korea Utara (Korut) menahan diri dan menghentikan uji coba rudal balistiknya. Sebagai gantinya, Washington mendesak Pyongyang melanjutkan diplomasi nuklir antara kedua negara.
“Kami menyerukan Korut menghentikan provokasi dan kegiatan destabilisasi lainnya, dan alih-alih terlibat dalam dialog,” kata pejabat tinggi AS untuk urusan Korut, Sung Kim, dalam konferensi pers bersama utusan khusus Korea Selatan untuk perdamaian Semenanjung Korea, Noh Kyu-duk, di Seoul, Ahad (24/10).
AS menyerukan Korut kembali ke dialog guna membahas denuklirisasi Semenanjung Korea. “Kami tetap siap bertemu dengan Korut tanpa prasyarat dan kami telah menjelaskan bahwa AS tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korut,” ujar Sung.
Pada 28 September lalu, Korut melakukan uji coba perdana rudal hipersonik bernama Hwasong-8. Rudal tersebut dilaporkan terbang dengan kecepatan sekitar Mach 3. Namun militer Korut menolak mengonfirmasi rinciannya, termasuk jangkauan terbang serta ketinggiannya.
Rudal hipersonik biasanya terbang dengan kecepatan setidak Mach 5 atau 6.125 kilometer per jam. Ia mampu menyerang target dari jarak lebih jauh dalam waktu lebih singkat. AS telah mengecam keras uji coba rudal Hwasong-8. “AS mengutuk peluncuran rudal Korut. Peluncuran ini melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korut dan komunitas internasional,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan.
AS mengatakan ia tetap berkomitmen pada pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan masalah pengembangan rudal Korut. “Kami meminta mereka untuk terlibat dalam dialog,” ujar Deplu AS.