REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel akan melanjutkan rencana memasarkan tanah untuk membangun 1.500 rumah baru di Lembah Yordan pada 2026. Rencana tersebut bakal menggandakan jumlah keluarga Israel yang tinggal di daerah tersebut.
Dilaporkan laman BNN Bloomberg, Ahad (24/10), Kementerian Konstruksi dan Perumahan Israel telah mengumumkan hal tersebut melalui sebuah pernyataan. Lembah Yordan adalah jalur di sepanjang perbatasan timur Tepi Barat, yang dikendalikan Yordania sebelum perang Timur Tengah 1967.
Palestina mengharapkan Lembah Yordan menjadi bagian dari teritorial negaranya pada masa depan. Lembah Yordan dinilai memiliki fungsi strategis bagi pejabat keamanan Israel. Hal itu karena, lembah tersebut dapat dijadikan benteng untuk mengantisipasi serangan seperti pada perang Arab-Israel pada 1948.
Sebelumnya Turki mengecam rencana Israel membangun 3.100 unit rumah baru di berbagai permukimannya di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Ankara menegaskan, hal itu melanggar hukum dan mengancam tercapainya solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
"Kebijakan sepihak dan melanggar hukum, termasuk perluasan pemukiman ilegal, yang menghancurkan visi solusi dua negara, yang merupakan satu-satunya pilihan untuk penyelesaian konflik Palestina yang adil, langgeng dan komprehensif, harus diakhiri," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (23/10), dikutip laman Yeni Safak.
Turki mendesak komunitas internasional mengambil tindakan guna melindungi tanah Palestina dan hak-hak warganya. Hal itu penting untuk mencapai perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut. (Kamran Dikarma)