REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Nigeria secara resmi meluncurkan mata uang digitalnya yang disebut ‘eNaira’. Penerbitan mata uang digital ini muncul setelah bank sentral melarang
seluruh bank dan lembaga keuangan untuk bertransaksi dengan mata uang kripto.
Dilansir dari Aljazirah, Bank Sentral Nigeria pada Februari 2021 lalu melarang dan mengkhawatirkan adanya sistem mata uang kripto, akhirnya bergabung dengan daftar pasar berkembang yang bertaruh dengan mata uang digital untuk memotong biaya transaksi dan meningkatkan partisipasi dalam sistem keuangan formal.
Pada Agustus 2021 lalu, Bank Sentral Nigeria memilih Bitt Inc. sebagai mitra teknis yang membantu menciptakan mata uang digital negaranya, serta bergabung dengan Bahama dan Bank Sentral Karibia Timur. Dengan keputusan tersebut, Nigeria menjadi negara pertama di Afrika dan salah satu di dunia, yang memperkenalkan mata uang digital negaranya kepada warganya.
Saat negara Afrika lainnya, seperti Ghana hingga Afrika Selatan sedang menguji bentuk digital dari alat pembayaran yang sah di negaranya masing-masing. Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, sendiri yang meresmikan mata uang digital ‘eNaira’ di Abuja, Nigeria.
“Adopsi mata uang digital bank sentral dan teknologi dasarnya, yang disebut blockchain, dapat meningkatkan produk domestik bruto Nigeria sebesar 29 miliar dolar AS selama 10 tahun ke depan,” kata Presiden Muhammadu Buhari dalam pidato yang disiarkan televisi pada peluncuran di Abuja, Nigeria.
The International Monetary Fund memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk ekonomi terbesar Afrika menjadi 480 miliar dolar AS pada tahun 2021, pasca diluncurkannya mata uang digital di Nigeria.
Gubernur Bank Sentral Godwin Emefiele, mengatakan sejak peluncuran ‘eNaira’, platform ini telah menerima lebih dari 2,5 juta kunjungan setiap hari, dengan 33 bank terintegrasi. Mata uang digital Nigeria ini adalah mata uang nasional. Berbeda dengan mata uang kripto, seperti Bitcoin dan Ethereum. Mata uang eNaira akan menjadi pelengkap dari mata uang Naira fisik, yang pada tahun ini melemah 5,6 persen.
“ENaira dan naira fisik akan memiliki nilai yang sama dan akan selalu bertukar satu naira dengan satu eNaira,” imbuh Emefiele.
Bank Sentral juga berharap bahwa dengan adanya mata uang digital ini dapat meningkatkan perdagangan lintas batas dan inklusi keuangan, membuat transaksi lebih efisien serta meningkatkan kebijakan moneter.
Ikuti Whatsapp Channel Republika