REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Lingkungan India Bhupender Yadav menyatakan solusi untuk perubahan iklim bukan dengan menetapkan target nol emisi karbon bersih seperti yang telah dilakukan puluhan negara. Sebaliknya, negara-negara kaya perlu mengakui tanggung jawab historis atas emisi.
Menurut pejabat tinggi Kementerian Lingkungan, Rameshwar Prasad Gupta, mengatakan bahwa nol bersih itu sendiri bukanlah solusi karena emisi kumulatif adalah penyebab masalah iklim. Dia mengatakan negara-negara perlu fokus pada berapa banyak karbon yang ditempatkan di atmosfer sambil mencapai tujuan itu.
Gupta menyatakan negara-negara berkembang membutuhkan ruang untuk tumbuh dan bantuan. Tanpa itu, mereka dihadapkan pada pilihan untuk berkompromi pada pembangunan atau mengandalkan bahan bakar kotor.
Meski begitu, India penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga setelah Cina dan Amerika Serikat, berkomitmen untuk "menjadi bagian dari solusi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim PBB mendatang di Glasgow.
India adalah salah satu dari sedikit negara yang akan mencapai target untuk membatasi pelepasan gas yang menghangatkan planet. Namun, sebuah laporan yang didukung PBB yang diterbitkan Selasa (27/10), mengatakan negara itu memiliki “uang yang signifikan” untuk tujuan yang lebih ambisius, yang belum diberikan kepada lembaga iklim PBB.
Perdana Menteri India Narendra Modi akan menghadiri KTT G20 yang dijadwalkan akhir pekan ini di Roma, kemudian KTT di Glasgow atau dikenal sebagai COP26.