REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Jerman "sangat prihatin" atas keputusan Israel memasukkan enam LSM Palestina sebagai organisasi teroris, kata seorang juru bicara pemerintah Jerman pada Rabu.
"Tentu saja kami mencatat laporan tersebut dan sedang dalam pembicaraan dengan mitra Israel kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Andrea Sasse pada konferensi pers mingguan pemerintah di Berlin.
"Ini yang kami advokasi untuk mitra kami, tentu juga di Timur Dekat dan Timur Tengah. Jadi kami sangat prihatin dengan keputusan Israel ini," tambah dia.
Sasse mendesak Israel untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai dasar kategorisasi tersebut.
"Pendaftaran organisasi lengkap sebagai entitas teroris adalah langkah penting politik, hukum, dan keuangan yang jauh jangkauannya bagi organisasi itu sendiri serta lingkungan masyarakat sipil mereka. Oleh karena itu kami sekarang mengharapkan informasi lebih lanjut dari pihak Israel," imbuh dia.
Langkah Tel Aviv juga memicu kritik dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet yang menyebut daftar teror LSM Palestina sebagai serangan terhadap pembela hak asasi manusia, kebebasan berserikat, dan hak partisipasi publik.
Bachelet mengatakan keputusan itu harus segera dicabut. Dia juga mengatakan organisasi itu adalah beberapa dari "kelompok hak asasi manusia dan kemanusiaan paling terkemuka di wilayah Palestina yang diduduki" yang telah bekerja sama dengan PBB selama beberapa dekade.
"Mengklaim hak di hadapan PBB atau badan internasional lainnya bukanlah tindakan terorisme, mengadvokasi hak-hak perempuan di wilayah Palestina yang diduduki bukanlah terorisme, dan memberikan bantuan hukum kepada warga Palestina yang ditahan bukanlah terorisme," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan.
Enam kelompok yang ditetapkan Israel sebagai organisasi teroris adalah Komite Persatuan Perempuan Palestina, Dukungan Tahanan Addameer dan Asosiasi Hak Asasi Manusia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Bisan, Al-Haq, Pertahanan untuk Anak Internasional – Palestina, dan Komite Persatuan Kerja Pertanian.
Israel menuduh kelompok yang ditargetkan secara langsung terkait atau berafiliasi dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang dipandang negara Yahudi sebagai kelompok teror.