Senin 01 Nov 2021 23:34 WIB

Laporan: Ada EksTentara Afghanistan di Balik Kekuatan ISIS

Eks tentara terlatih itu memberikan pengalaman baru bagi ISIS, termasuk cara perang.

Rep: Dwina/Fergi/Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Teka teki kekuatan gerakan ISIS di Afghanistan masih belum terungkap semua. Taliban berulangkali menegaskan bahwa ISIS bukan menjadi ancaman utama Afgahnistan, meskipun terjadi sejumlah serangan, termasuk bom kembar di Bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 183 orang. 

Serangan juga menghantam masjid Syiah di Kandahar yang menewaskan puluhan orang. Anggota Taliban berulangkali juga ikut menjadi target.

Baca Juga

Soal kekuatan baru ISIS ini, laporan menyebut sejumlah mantan anggota intelijen Afghanistan yang disingkirkan telah berbalik mendukung musuh Talihan yakni ISIS. Wall Street Journal mengabarkan, beberapa anggota yang telah dilatih pasukan AS bergabung dengan ISIS-Khorasan setelah Taliban menggeledah rumah mereka dan menuntut pengakuan sebagai otoritas baru.

Namun meski tak banyak, para pembelot yang bergabung dengan ISIS telah memberikan pengalaman signifikan buat kelompok teror itu, dari mulai pengumpulan informasi intelijen hingga teknik perang.

Rahmatullah Nabil, mantan kepala intelijen Afghanistan mengatakan kepada WSJ bahwa ISIS menjadi gerakan atraktif bagi eks pasukan Afghanistan yang 'telah ditinggalkan.' "Jika ada perlawanan, mereka akan bergabung dengan perlawanan itu, untuk saat ini ISIS satunya kelompok bersenjata tersebut," ujarnya.

WSJ seperti dilansir timesofindia juga melaporkan bahwa ribuan mantan tentara Afghanistan dan polisi masih pengangguran sejak Taliban mengambil alih. Hanya beberapa saja di antara mereka yang memilih ikut bekerja di bawah pemerintahan baru.

Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengungkapkan bahwa ISIS di Afghanistan dapat memiliki kemampuan untuk menyerang AS dalam enam bulan. Menurut pejabat senior Pentagon Colin Kahl pada Selasa (26/10), ISIS di Afghanistan memiliki niat untuk melakukan serangan terhadap AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement