REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Enam ahli lingkungan dari Afghanistan batal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11). Aplikasi mereka ditolak hanya beberapa hari sebelum acara dimulai.
Keenam ahli itu sebelumnya bekerja untuk program PBB di Afghanistan, yakni pemerintah sebelum Taliban atau badan lingkungan nasional. Salah satu dari enam ahli tersebut mengatakan mereka sangat kecewa dengan keputusan Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang melarang mereka menghadiri konferensi penting ini.
“Kami sangat kecewa dengan keputusan ini. Kami telah memenuhi semua persyaratan untuk visa tetapi UNFCCC menolak pencalonan kami tanpa alasan yang tepat, mungkin karena situasi politik yang sedang berlangsung di Afghanistan,” kata salah satu delegasi Afghanistan seperti dikutip dari The Guardian, akhir pekan lalu.
Enam ahli itu terdiri dari lima pria dan satu wanita yang tidak dapat disebutkan namanya karena dapat membahayakan keselamatan. Mereka berharap dapat menghadiri KTT tersebut. Sebab, mereka memiliki tujuan untuk membantu menyampaikan kekhawatiran warga Afghanistan tentang darurat iklim di KTT.
“Dengan mengambil tindakan ini, sekretariat UNFCCC membungkam suara jutaan korban dampak perubahan iklim di Afghanistan. Perubahan iklim tidak menghormati perbatasan. Mereka seharusnya tidak mencampuradukkan lingkungan dengan politik. Kami berharap untuk menghadiri COP26 untuk mengangkat suara jutaan korban Afghanistan dari dampak buruk perubahan iklim," kata seorang ahli delegasi Afghanistan lainnya.
Meski demikian, tidak ada alasan jelas yang diberikan kepada enam ahli yang aplikasinya ditolak. Awalnya, mereka mengira Home Office atau Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO) telah memveto perjalanan mereka ke Inggris. Namun, sumber FCDO mengatakan keputusan itu belum dibuat oleh Departemen Pemerintah Inggris.
"Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) tidak akan mendaftarkan delegasi dari Afghanistan ke COP26 sambil menunggu panduan lebih lanjut dari Biro COP," kata sumber FCDO.
Afghanistan bertanggung jawab atas 0,03 persen emisi global. Negara ini diketahui sangat terpengaruh oleh krisis iklim.
Surat awal kepada para delegasi dari Sekretariat UNFCCC meminta bantuan Inggris untuk mempercepat proses aplikasi visa terhadap enam delegasi tersebut serta mengeluarkan mereka dengan visa untuk memfasilitasi partisipasi mereka di Cop26.
Namun, surat berikutnya menyatakan sebaliknya. “Kami dengan senang hati memberi tahu Anda bahwa Anda telah dinominasikan untuk menghadiri sesi UNFCCC Cop26 atas nama Afghanistan. Namun, statusmu saat ini 'ditolak',” demikian bunyi surat penolakan itu.
Hingga berita ini dibuat UNFCCC belum memberikan penjelasan terkait batalnya enam delegasi Afghanistan menghadiri konferensi tersebut.