Rabu 03 Nov 2021 18:38 WIB

Selandia Baru Laporkan 100 Kasus Infeksi Baru Varian Delta

Hingga kini, Selandia Baru catat 3.733 kasus infeksi varian Delta.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Warga Selandia Baru menunggu untuk divaksinasi di pusat vaksinasi Manurewe Marae di Auckland, Selandia Baru.
Foto: AP/Sylvie Whinray/New Zealand Herald
Warga Selandia Baru menunggu untuk divaksinasi di pusat vaksinasi Manurewe Marae di Auckland, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru melaporkan 100 kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang berasal dari varian Delta di komunitas masyarakat negara itu pada Rabu (3/11). Jumlah tersebut membuat total kasus yang dikonfirmasi di Selandia Baru sebanyak 3.733.

Di antara kasus terbaru, sebanyak 97 tercatat di Auckland dan tiga di dekat Waikato. Sebanyak 58 pasien Covid-19 telah dirawat di rumah sakit, termasuk diantaranya asal tiga yang harus menjalani perawatan di unit perawatan intensif (ICU).

Baca Juga

Dilansir dari News18, Rabu (3/11), ada 3.131 kasus yang secara epidemiologis jelas terkait dengan kasus lain atau sub-cluster. Sementara, 441 kasus lainnya yang belum sepenuhnya diketahui tentang keterkaitannya.

Selandia Baru juga melaporkan 10 kasus Covid-19 terbaru yang diidentifikasi di perbatasan di antara orang-orang yang memasuki negara itu dalam beberapa waktu terakhir. Kasus-kasus tersebut tetap berada di karantina yang dikelola oleh pemerintah di Auckland, Ibu Kota Wellington dan Christchurch. 

Sementara itu, tingkat vaksinasi di Selandia Baru saat ini sebenarnya relatif ringgit, dengan 28.921 dosis vaksin Covid-19 yang telah diberikan hingga Selasa (2/11), termasuk 7.574 dosis pertama dan 21.347 dosis kedua. Hingga saat ini, 88 persen warga di negara itu telah mendapatkan dosis pertama mereka dan 76 persen telah divaksinasi penuh.

Selandia Baru menargetkan untuk menjangkau 90 persen orang yang telah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, sebelum pemerintah mulai menurunkan tingkat kewaspadaan atau aturan pembatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement