Rabu 03 Nov 2021 20:07 WIB

Peran Robot Pengantar Barang Kian Signifikan Saat Pandemi

Tumbuhnya permintaan pengiriman tanpa kontak manusia mempercepat pengembangan robot

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Sebuah Robot yang betugas melayani atau untuk pengumpulan hidangan kotor dioperasikan saat uji coba penerapan langkah-langkah menjaga jarak sosial untuk membantu menekan penyebaran COVID-19, di restoran Royal Palace, Renesse, Belanda, Rabu (27/5). Tumbuhnya permintaan pengiriman tanpa kontak manusia mempercepat pengembangan robot. Ilustrasi.
Foto: AP / Peter Dejong
Sebuah Robot yang betugas melayani atau untuk pengumpulan hidangan kotor dioperasikan saat uji coba penerapan langkah-langkah menjaga jarak sosial untuk membantu menekan penyebaran COVID-19, di restoran Royal Palace, Renesse, Belanda, Rabu (27/5). Tumbuhnya permintaan pengiriman tanpa kontak manusia mempercepat pengembangan robot. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,ANN ARBOR -- Robot pengirim makanan tidak lagi hanya bisa kita temukan di kisah-kisah sains-fiksi. Kini sudah ada ratusan robot kecil setinggi lutut dan dapat menampung empat pizza besar yang berkeliling kampus-kampus dan trotoar di Amerika Serikat (AS) dan Inggris serta beberapa negara lain.

Sebelum pandemi Covid-19, beberapa kali uji coba robot sebagai pengantar barang atau makanan dilakukan. Namun perusahaan yang mengembangkannya mengatakan kelangkaan tenaga kerja yang berkaitan dengan pandemi dan tumbuhnya permintaan pengiriman tanpa kontak manusia mempercepat pengembangan mereka.

Baca Juga

"Kami melihat permintaan untuk menggunakan robot sangat tinggi," kata CEO Starship Technologies Alastair Westgarth, Selasa (2/11).

Baru-baru ini Starship Technologies menyelesaikan pengiriman mereka yang ke-2 juta. "Saya pikir permintaan selalu ada tapi mendorong maju oleh dampak pandemi," tambah Westgarth.

Starship memiliki lebih dari 1.000 robot jauh lebih banyak dibanding sebelum pandemi. Pada 2019, perusahaan itu hanya memiliki 250 robot. Sekarang mereka berencana untuk mengerahkan ratusan robot lainnya.

 

Perusahaan itu mengirimkan makanan di 20 kampus di AS dan akan segera bertambah 25 kampus lagi. Mereka juga akan segera beroperasi di trotoar di Milton Keynes, Inggris; Kalifornia, AS, dan kampung halaman perusahaan itu di Tallin, Estonia.

Desain robot bervariasi, ada yang memiliki empat roda dan ada yang enam roda. Namun biasanya mereka memiliki kamera, sensor, GPS, dan terkadang laser scanner untuk bisa berjalan di trotoar atau menyeberang jalan. Kecepatannya rata-rata lima kilometer per jam.

Operator jarak jauh mengawasi beberapa robot sekaligus tapi mereka jarang perlu menekan tombol rem atau mengendalikan setir untuk menghindari rintangan. Ketika robot sampai tujuan, pelanggan tinggal mengetik kode di telepon untuk membuka tutup dan mengambil makanan mereka.

Robot masih memiliki kekurangan yang membatasi penggunaan mereka sampai saat ini. Robot-robot itu menggunakan tenaga listrik sehingga baterainya harus diisi ulang dengan rutin. Mereka lambat dan biasanya hanya dapat mengantar dalam radius jarak pendek.

Robot juga tidak fleksibel. Contohnya pelanggan tidak bisa meminta robot untuk meninggalkan makanan di depan pintu. Kota-kota yang trotoarnya seperti di New York, Beijing dan San Francisco tidak menyambut baik peran robot.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement