Kamis 04 Nov 2021 07:44 WIB

Inggris Pertimbangkan Larang Tisu Basah, Kenapa?

Sekitar 11 miliar tisu basah yang tak bisa didaur ulang dibuang setiap tahun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penggunaan tisu basah (ilustrasi). Tisu basah tidak larut dalam air dan telah menjadi masalah besar di banyak negara.
Foto:

Tisu basah memang praktis untuk membersihkan badan, mengelap barang, atau membersihkan riasan. Namun, ternyata benda ini perlu mendapatkan perhatian lebih karena bisa membahayakan tubuh dan juga lingkungan.

Sebuah laporan dari Reuters menyebutkan, penggunaan tisu basah dapat menyebabkan ruam di tempat yang tidak nyaman. Laporan ini memberi contoh tentang seorang pria yang memiliki ruam di sekitar anusnya, yang sangat buruk dan menyakitkan. Kondisi ini membuatnya tidak bisa berjalan selama berbulan-bulan.

Alasan di balik peristiwa itu karena beberapa tisu basah mengandung methylchloroisothiazolinone (MCI). Senyawa kimia ini merupakan pengawet dengan efek anti bakteri dan antijamur yang bisa keras pada kulit.

Bahkan, beberapa merek tisu basah mengandung pengawet dan pewangi yang sebaiknya tidak bersentuhan dengan kulit manusia, terutama dari bayi dan anak kecil. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kandungan yang ada di dalam tisu basah.

Selain itu, tisu basah pun dapat menyebarkan bakteri. Ketika digunakan untuk membersihkan permukaan, tisu basah justru dapat menyebarkan bakteri alih-alih menghilangkannya.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cardiff University di Inggris menemukan, tisu basah memiliki variabilitas yang hebat dalam hal membunuh bakteri. Namun, tetap saja sabun dan air menjadi pilihan yang jauh lebih baik.

Di samping itu, tisu basah pun buruk untuk lingkungan. Saat membuang tisu ke dalam kloset, ini tidak hanya menyumbat, alirannya bisa menghantarkan tisu ke habitat binatang air.

Sebagian besar tisu basah mengandung serat plastik yang membuatnya sebagian tidak dapat terurai secara alami. Ketika tisu basah masuk ke badan air yang lebih besar, hewan air berisiko mengonsumsinya dan akhirnya mati.

Selain Inggris, Australia juga menghadapi masalah serupa terkait tisu basah. Tak heran jika pada 2017, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang mengklaim tisu basah larut seperti tisu toilet biasa.

Tuntutan di Pengadilan Federal Australia pernah diajukan terhadap Pental selaku produsen White King dan Kimberly-Clark Australia yang memproduksi tisu kebersihan bermerek Kleenex. ACCC menginginkan penalti terhadap keduanya, dan perintah untuk menghentikan pemasaran produk dengan klaim tersebut (tisu basah larut seperti tisu toilet biasa).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement