REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Anggota parlemen Uni Eropa (UE) bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Kamis (4/11). Pertemuan ini sebagai bagian dari kunjungan resmi pertama delegasi Eropa ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri dan diklaim oleh China secara bersamaan.
Sebanyak 13 anggota parlemen dari komite UE mengunjungi Taiwan selama tiga hari. Mereka tiba Rabu (3/11), kemudian bertemu dengan Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang.
"Sudah saatnya bagi Uni Eropa untuk meningkatkan kerja samanya dengan Taiwan," kata ketua komite campur tangan asing UE, Raphael Glucksmann.
Tsai membuat sambutannya singkat, menyebut kunjungan itu sangat signifikan. Dia mengatakan Taiwan bersedia berbagi pengalamannya dalam memerangi disinformasi dan ingin membangun aliansi demokratis melawan disinformasi.
Bulan lalu, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi yang menyerukan badan tersebut untuk mengintensifkan hubungan politik UE-Taiwan. Resolusi yang tidak mengikat itu juga menyerukan perubahan nama kantor perwakilan di Taiwan menjadi Kantor Uni Eropa di Taiwan dan untuk membuat perjanjian investasi bilateral dengan pulau itu.
Kunjungan itu dilakukan di tengah meningkatnya dukungan untuk pulau demokrasi yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya. Terlebih lagi saat ini sedang meningkat persepsi negatif terhadap Beijing di negara-negara Barat. China telah mengingatkan Eropa tentang kunjungan tersebut.