Kamis 04 Nov 2021 21:35 WIB

Lockdown Selama Pandemi Buat Bumi Makin Bersih, Tapi...

Lockdown selama pandemi membersihkan udara bumi tapi kini efek itu mulai hilang

Rep: Dwina Agustin/Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Warga China mengenakan masker untuk menghindari polusi udara di Beijing. Lockdown selama pandemi membersihkan udara bumi tapi kini efek itu mulai hilang. Ilustrasi.
Foto:

Akhiri Proyek Bahan Bakar Fosil Luar Negeri

Setidaknya 19 negara, termasuk penghasil emisi utama seperti Amerika Serikat (AS) dan Kanada, berjanji mengakhiri semua proyek bahan bakar fosil di luar negeri pada akhir 2022. Komitmen itu dibuat dalam Conference of the Parties (COP26) to the United Nations Framework Convention on Climate Change yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia, Kamis (4/11).

“Berinvestasi dalam proyek-proyek energi terkait fosil yang terus berlanjut semakin melibatkan risiko sosial dan ekonomi,” kata 19 negara tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.

Itu merupakan inisiatif pertama dari jenisnya yang bertujuan menghalau proyek minyak dan gas baru di luar negeri. Namun penyandang dana utama dalam proyek bahan bakar fosil yakni China, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) tidak berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.

Merespons diumumkannya inisiatif itu, Menteri Bisnis Inggris Greg Hands mengatakan negara-negara harus menempatkan keuangan publik di sisi yang benar dari sejarah. “Mengakhiri pendanaan internasional untuk semua bahan bakar fosil yang tidak berkurang adalah batas kritis berikutnya yang harus kita capai jika kita ingin menjaga (suhu bumi) 1,5 derajat celcius dalam jangkauan,” katanya mengacu pada tujuan Perjanjian Iklim Paris.

Sebelumnya Lebih dari 100 pemimpin dunia telah menandatangani Leader's Declaration on Forests and Land Use di sela-sela COP26. Deklarasi itu memuat komitmen penghentian pembabatan dan pemulihan hutan serta degradasi lahan pada 2030.

Deklarasi tersebut mencakup komitmen melestarikan hutan dan ekosistem darat lainnya serta mempercepat pemulihannya. Para pemimpin sepakat mengurangi kerentanan, membangun ketahanan, dan meningkatkan mata pencaharian pedesaan bersama dengan menerapkan serta mendesain ulang kebijakan pertanian untuk mendorong pertanian berkelanjutan.

Berdasarkan deklarasi tersebut, 12 negara berjanji mengucurkan dana 12 miliar dolar AS dana publik antara 2021 dan 2025 untuk melindungi dan memulihkan hutan. Sebanyak 7,2 miliar dolar AS tambahan bakal disediakan investor swasta.

Organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) menyambut baik tercetusnya komitmen tersebut. Menurut mereka, deklarasi itu selaras dengan janji sejumlah pemerintah untuk memulihkan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030 untuk pembangunan berkelanjutan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement