REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah merekomendasikan bagi warga China untuk menyimpan kebutuhan darurat. Saran ini memicu kepanikan warga dalam membeli barang dan spekulasi daring, apakah China akan berperang dengan Taiwan?
Sebagian besar penduduk yang diwawancarai di Beijing mengira perang tidak mungkin terjadi. Namun mereka mengonfirmasi meningkatnya ketegangan. Mereka umumnya lebih suka membawa Taiwan di bawah kekuasaan China dengan cara damai, sesuai posisi resmi Partai Komunis China yang sudah lama berkuasa.
"Saya tidak merasa panik tetapi saya pikir kita harus lebih waspada tentang ini daripada di masa lalu," kata Hu Chunmei, yang sedang berjalan-jalan di lingkungan sekitar.
Takut perang atau tidak, ada laporan yang tersebar tentang kehabisan beras, mie, dan minyak goreng di beberapa kota di Cina. Kekhawatiran yang lebih mendesak bagi sebagian orang adalah kemungkinan penguncian lingkungan karena wabah Covid-19 menyebar di beberapa provinsi.
Pemerintah bergerak cepat untuk mencoba meredam ketakutan dengan jaminan pasokan yang cukup. Sebuah tanda kuning cerah di lorong supermarket Beijing meminta pelanggan untuk membeli secara wajar dan tidak mendengarkan rumor atau menimbun barang.
Spekulasi daring dimulai dengan pemberitahuan Kementerian Perdagangan yang diunggah Senin (1/11) malam, tentang rencana untuk memastikan pasokan dan harga sayuran yang stabil dan kebutuhan lainnya untuk musim dingin dan musim semi.