REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Otoritas Belgia pada Kamis melaporkan lonjakan tajam jumlah kasus positif Covid-19. Kasus rawat inap pun kembali terjadi dengan angka seperti yang pernah tercatat pada Oktober 2020.
Data lembaga kesehatan Sciensano Belgia mencatat jumlah kasus harian pada 14 hari terakhir rata-rata mencapai 6.728 orang. Jumlah itu naik 36 persen dari pekan lalu. Kemudian, rata-rata sebanyak 164 pasien Covid-19 masuk rumah sakit dalam tujuh hari terakhir, naik 31 persen. Adapun dirawat di ruang ICU sebanyak 343 pasien.
Lonjakan tajam itu terjadi pada tiga hari setelah Amerika Serikat mengimbau warganya untuk tidak berkunjung ke negara yang merupakan markas dari Uni Eropa dan NATO.
Belgia pernah menerapkan pembatasan kegiatan kedua pada Oktober 2020 setelah terjadi peningkatan pasien di rumah sakit dengan jumlah yang sama dengan saat ini.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) pada Senin lalu menetapkan Belgia sebagai negara dengan tingkat risiko Covid-19 tertinggi, sehingga perjalanan internasional masyarakat yang belum vaksinasi lengkap menjadi terhambat.
"Akibat situasi terkini di Belgia, bahkan pelancong yang telah vaksinasi lengkap mungkin berisiko terinfeksi dan menularkan varian Covid-19," kata lembaga itu.
Ada sembilan negara lain Uni Eropa yang masuk dalam kategori negara berisiko tinggi Covid-19 seperti Austria, Inggris, Kroasia, Yunani dan sejumlah negara Baltik.
Lebih dari 8,6 juta orang di Belgia atau setara 74 persen dari total populasi sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.Namun, negara itu melonggarkan kewajiban penggunaan masker dalam beberapa bulan terakhir dan kini menghadapi lonjakan infeksi baru menjelang musim dingin.
Selama hampir dua tahun pandemi, Belgia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia, dengan mayoritas kematian terjadi di panti wreda selama gelombang pertama.