Jumat 05 Nov 2021 00:15 WIB

Polisi Tangkap Aktivis Pendemo di KTT COP26

Para demonstran Extinction Rebellion ditahan di barisan polisi di Sauchiehall Street.

Rep: Santi Sopia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, tengah, berbicara bersama sesama aktivis iklim selama demonstrasi di Festival Park, di Glasgow, pada hari pertama KTT COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November 2021
Foto: AP/Andrew Milligan/PA
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, tengah, berbicara bersama sesama aktivis iklim selama demonstrasi di Festival Park, di Glasgow, pada hari pertama KTT COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November 2021

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pihak polisi melakukan lima penangkapan saat ratusan aktivis iklim melakukan demonstrasi di sekitar KTT COP26. Protes tersebut terjadi saat KTT COP26 membahas sistem keuangan.

Polisi Skotlandia mengatakan pihak berwenang telah melakukan lima penangkapan dalam aksi unjuk rasa tersebut. Dua penangkapan terjadi setelah sejumlah petugas disemprot cat oleh demonstran.

Asisten Kepala Polisi Gary Ritchie mengatakan serangan terhadap petugas, yang membahayakan keselamatan sama sekali tidak dapat diterima. Para demonstran Extinction Rebellion ditahan di barisan polisi di Sauchiehall Street, dilansir dari Gbnews.uk, Kamis (4/11).

Barisan pengunjuk rasa berbalik dan berjalan di sepanjang West Nile Street, sebelum bergerak turun melalui bagian lain dari pusat kota. Lalu lintas dihentikan di beberapa jalan saat para demonstran melewatinya.

Beberapa aktivis menggelar protes di luar kantor SSE di Waterloo Street. Para pengunjuk rasa juga berbaris di luar kantor JP Morgan di Glasgow sambil menabuh drum dan bernyanyi.

Terjadi keributan setelah dua pria berusaha membentangkan spanduk bertuliskan “kontrol perbatasan, bukan boiler kami”. Pengunjuk rasa Extinction Rebellion mencoba menghentikan mereka.

Robb Callender, seorang pengunjuk rasa asal London, mengatakan polisi "cukup agresif" terhadap mereka yang melakukan demonstrasi. Dia mengatakan SSE terkaku banyak bicata tetapi tidak melakukan apa-apa terhadap iklim.

Sebelumnya lebih dari 40 negara diketahui telah berkomitmen untuk beralih dari pemakaian batu bara, dalam perjanjian yang dibuat pada KTT iklim COP26. Negara-negara pengguna batu bara utama termasuk Polandia, Vietnam dan Chili termasuk di antara yang membuat komitmen tersebut.

Menurut laporan BBC, sejumlah negara yang bergantung pada batu bara terbesar di dunia, termasuk Australia, India, Cina, dan AS, belum menandatangani janji tersebut.

Batu bara adalah kontributor tunggal terbesar terhadap perubahan iklim. Penandatangan perjanjian telah berkomitmen untuk mengakhiri semua investasi pembangkit listrik tenaga batu bara baru di dalam negeri maupun internasional.

Sejumlah organisasi juga ikut menandatangani janji tersebut, dengan beberapa bank besar menyetujui untuk menghentikan pembiayaan industri batu bara. "Akhir dari batu bara sudah di depan mata," kata Sekretaris Bisnis dan Energi Inggris Kwasi Kwarteng.

Sumber: https://www.gbnews.uk/news/cop26-five-arrests-as-hundreds-of-climate-activists-march-during-protests/153123

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement