Jumat 05 Nov 2021 18:53 WIB

Kemarahan Ratusan Kelompok HAM Dunia ke Junta Mynamar

Kelompok HAM meminta DK PBB bergerak setop agresi militer junta Myanmar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam gambar yang dibuat dari video oleh Transborder News ini, asap mengepul dari kamp Tentara Myanmar dekat perbatasan Myanmar dan Thailand pada Selasa, 27 April 2021. Gerilyawan etnis Karen mengatakan mereka merebut pangkalan militer Myanmar pada hari Selasa dalam apa yang mewakili peningkatan moral tindakan bagi mereka yang menentang pengambilalihan militer atas pemerintah sipil negara pada bulan Februari.
Foto: Transborder News via AP
Dalam gambar yang dibuat dari video oleh Transborder News ini, asap mengepul dari kamp Tentara Myanmar dekat perbatasan Myanmar dan Thailand pada Selasa, 27 April 2021. Gerilyawan etnis Karen mengatakan mereka merebut pangkalan militer Myanmar pada hari Selasa dalam apa yang mewakili peningkatan moral tindakan bagi mereka yang menentang pengambilalihan militer atas pemerintah sipil negara pada bulan Februari.

REPUBLIKA.CO.ID,  YANGON -- Lebih dari 500 kelompok hak-hak sipil menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan meningkatnya kekerasan di negara bagian Chin barat Myanmar. Wilayah ini belakangan menjadi garis depan perlawanan pemberontak terhadap kekuasaan militer.

Human Rights Watch (HRW) merilis pernyataan atas nama 521 organisasi internasional dan domestik yang menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi dan bertindak sebelum serangan meluas di wilayah perbatasan yang diperangi.

Baca Juga

"Dewan Keamanan harus mengadakan pertemuan mendesak mengenai serangan yang meningkat di Negara Bagian Chin dan krisis politik, hak asasi manusia dan kemanusiaan yang mendalam secara keseluruhan sebagai akibat dari pemimpin militer Myanmar yang haus kekuasaan dan keserakahan yang telah menyebabkan penderitaan besar," kata pernyataan itu seperti dikutip laman Aljazirah, Jumat (5/11).

Seperti diketahui, senjata berat dan pasukan Myanmar telah dipindahkan ke wilayah Chin. Langkah junta tersebut menunjukkan serangan tentara yang akan segera terjadi. Tujuan junta jelas untuk mengusir kelompok-kelompok milisi yang dibentuk setelah kudeta militer pada Februari.

Kelompok-kelompok hak asasi juga meminta PBB untuk memberlakukan embargo senjata global untuk menghentikan aliran senjata dan barang-barang penggunaan ganda ke pemerintah militer Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement