REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China Xi Jinping melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Jumat (5/11). Peningkatan kerja sama bilateral menjadi fokus utama pembahasan mereka.
Xi mengatakan Suriah adalah salah satu negara Arab pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan China. Damaskus juga termasuk di antara pihak pendukung resolusi Majelis Umum PBB yang memulihkan keanggotaan Beijing di lembaga dunia tersebut.
“Selama 65 tahun terakhir sejak pembentukan hubungan diplomatik, hubungan China-Suriah telah bertahan dalam ujian perubahan di situasi internasional dan persahabatan bilateral telah semakin erat,” kata Xi dilaporkan China Global Television Network.
Xi menekankan China sangat mementingkan pengembangan hubungan China-Suriah. Dia siap bekerja sama dengan Pemerintah Suriah untuk mempromosikan pencapaian yang lebih besar dalam kerja sama bilateral.
Xi menegaskan dukungan China bagi perjuangan Suriah melawan pandemi Covid-19. Terkait konflik sipil di Suriah, Xi mendukung proses rekonstruksi dan pembangunan kembali negara tersebut. “Kami menyambut baik partisipasi Suriah dalam Belt and Road Initiative serta Global Development Initiative,” ucapnya.
Xi mengatakan China mendukung tegas Suriah dalam menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya. China menentang campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan internal Suriah. Dia yakin Suriah mampu mengatasi berbagai risiko dan tantangan.
Bashar al-Assad mengapresiasi dukungan China terhadap negara dan pemerintahannya. Dia berharap Suriah dapat memperluas dan memperdalam kerja sama bilateral dengan Beijing. Assad menyambut perusahaan-perusahaan China meningkatkan investasi di Suriah.