Ahad 07 Nov 2021 04:00 WIB

CEO Pfizer Kena Hoaks, Disebut Ditangkap FBI

CEO Pfizer disebut ditangkap FBI dan dituntut dengan dugaan penipuan.

CEO Pfizer Albert Bourla diserang hoaks oleh Conservative Beaver.
Foto:

Efek samping vaksin Pfizer

Penelitian yang dilakukan pada anak remaja berusia 12 hingga 15 tahun di Inggris menunjukkan bahwa hanya sedikit yang mengalami efek samping pasca vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Temuan itu sejalan dengan hasil pemantauan terhadap jutaan remaja AS yang telah menerima suntikan Pfizer.

Pada 16 Juli, hampir 9 juta remaja berusia 12 hingga 17 tahun telah menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Vaksin ini menjadi satu-satunya yang diperbolehkan untuk kelompok usia tersebut.

photo
Cara mengatasi efek samping vaksinasi Covid-19. - (Republika)

Di antara sekitar 9.240 efek samping yang dilaporkan, 91 persen adalah efek samping ringan, seperti nyeri di dekat tempat vaksinasi. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, ada sembilan persen efek samping serius, dan empat persen masalah jantung (miokarditis).

"Reaksi lokal dan sistemis umum terjadi pada remaja yang mengikuti vaksin Pfizer-BioNTech, terutama setelah dosis kedua. Namun, efek samping yang serius setelah vaksinasi Covid 19 jarang terjadi," kata penulis utama laporan tersebut, Anne Hause, ahli epidemiologi CDC seperti dilansir dari laman UPI, Selasa (3/8).

Berdasarkan keterangan Pfizer, potensi efek samping vaksin Covid-19 buatannya ialah kelelahan (3,8 persen) dan sakit kepala (2 persen). Sama seperti vaksin untuk penyakit lainnya, pemberian vaksin Covid-19 tidak akan membuat penerimanya jadi terinfeksi.

Gejala efek samping yang terjadi hanya menunjukkan bahwa tubuh sedang belajar untuk memberikan respons terhadap virus penyebab Covid-19, yakni SARS-CoV-2. Spesialis penyakit menular dan profesor dari Vanderbilt University School of Medicine William Schaffner MD mengatakan, pemberian dosis vaksin yang kedua mungkin akan memberikan lebih banyak efek samping dibandingkan pemberian pertama.

"Kami ingin semua orang tahu sehingga mereka tidak merasa kecewa atau khawatir (karena mengira dirinya) terkena Covid-19 (setelah vaksin)," ujar Schaffner.

Regulator di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech dan Moderna ada kaitannya dengan kasus miokarditis (peradangan jantung) atau perikarditis yang jarang terjadi. Terlepas dari itu, manfaat suntikan vaksin sebenarnya lebih besar daripada risiko apa pun yang timbul sejauh ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement