Senin 08 Nov 2021 21:34 WIB

Presiden Cina Xi Jinping Diperkirakan Jalani Masa Jabatan Ketiga

Masa jabatan Xi ditandai dengan tindakan keras antikorupsi yang meluas.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Li Xueren/Xinhua/imago images
Li Xueren/Xinhua/imago images

Para pemimpin puncak Partai Komunis Cina yang berkuasa pada Senin (8/11) memulai pertemuan penting yang diharapkan akan semakin memperkuat cengkeraman kekuasaan Presiden Xi Jinping.

Sekitar 400 anggota Komite Sentral partai yang kuat berkumpul di Beijing untuk pleno selama empat hari yang diselenggarakan secara tertutup.

Kantor berita resmi Cina, Xinhua mengatakan, Xi membuka pertemuan dengan laporan kerja dan "penjelasan tentang rancangan resolusi tentang pencapaian besar dan pengalaman sejarah” bagi partai tersebut melalui 100 tahun sejarahnya.

Resolusi tersebut akan mengatur panggung untuk Kongres Partai ke-20 tahun depan, di mana Xi diyakini akan menyatakan bahwa ia akan menjalani masa jabatan ketiga, memperkuat posisinya sebagai pemimpin paling kuat Cina sejak Mao Zedong.

Seperti apa kepemimpinan Xi Jinping?

Media pemerintah memuji kepemimpinan Xi menjelang pertemuan pekan ini. Xinhua melaporkan, Xi adalah "seorang pria dengan pemikiran dan perasaan yang mendalam, seorang pria yang mewarisi warisan tetapi berani berinovasi, dan seorang pria yang memiliki visi ke depan dan berkomitmen untuk bekerja tanpa lelah.”

Masa jabatan Xi ditandai dengan tindakan keras antikorupsi yang meluas, kebijakan represif di kawasan seperti Xinjiang, Tibet dan Hong Kong, dan pendekatan yang semakin tegas terhadap hubungan luar negeri.

Dia juga telah menciptakan kultus kepemimpinan yang meredam kritik, membasmi lawan dan memperkenalkan teori politiknya sendiri yang dikenal sebagai Pemikiran Xi Jinping kepada siswa sekolah.

Xi baru-baru ini meluncurkan kampanye "kemakmuran bersama,” yang dirancang untuk mengatasi ketidaksetaraan kekayaan dan memperketat pengawasan terhadap raksasa bisnis dalam negeri.

Resolusi Komite Sentral akan menandai yang ketiga dari jenisnya dalam sejarah Partai Komunis Cina.

Cina menghapus batas masa jabatan kepresidenan pada 2018. Hal ini berpotensi membuat Xi berada di puncak kekuasaan selama sisa hidupnya. Dia diperkirakan akan diangkat kembali sebagai pemimpin partai melalui proses yang sangat tidak transparan pada kongres partai tahun depan, sebuah acara yang diadakan setiap lima tahun.

Xi telah mengungkapkan pemikirannya melalui pernyataan publiknya, dan pernyataan tentang sejarah partai diperkirakan tidak akan menghasilkan kejutan, kata Yang Yang, seorang profesor di Sekolah Ilmu Politik dan Administrasi Publik di bawah Universitas Ilmu Politik dan Hukum Cina.

"Ini akan menekankan era baru pemerintahan Partai Komunis di bawah kepemimpinan Xi dan itu akan meletakkan dasar bagi Xi untuk menyamai Mao dan Deng dan meletakkan dasar bagi Xi untuk terus memerintah untuk masa depan," kata Yang.

Kelompok agama dan aktivis HAM ditekan

Satu dekade setelah mengambil alih kepemimpinan, Xi tidak memiliki saingan di dalam partai. Dia memiliki kekuatan yang terkonsolidasi dengan pengawasan ekonomi yang stabil, kebijakan luar negeri yang tegas, peningkatan besar-besaran militer dan tindakan keras terhadap korupsi yang telah menjerat pejabat.

Namun, pada saat yang sama, kelompok agama dan aktivis hak asasi manusia telah ditekan dengan tindakan keras. Lebih dari satu juta anggota kelompok minoritas Muslim menjadi sasaran penahanan massal dan indoktrinasi politik.

Kebebasan berbicara dan politik oposisi juga telah sangat dibatasi di kota semi-otonom selatan Hong Kong dan ancaman militer meningkat terhadap Taiwan.

Cina mengatakan langkah-langkah itu diperlukan untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan nasional.

pkp/vlz (AFP, AP, reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement