Selasa 09 Nov 2021 07:51 WIB

Inggris Alami Kelangkaan Keripik Kentang, Kok Bisa?

Rata-rata masyarakat Inggris makan sekitar dua kantong keripik kentang per pekan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi keripik kentang. Rata-rata masyarakat Inggris makan sekitar dua kantong keripik kentang per pekan.
Foto: pixabay
Ilustrasi keripik kentang. Rata-rata masyarakat Inggris makan sekitar dua kantong keripik kentang per pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Inggris mengalami kelangkaan makanan ringan favorit warga Britania setelah mengalami kepanikan karena naiknya harga bahan bakar dan pemanas. Kini Inggris mengalami kelangkaan kentang atau keripik kentang.

Rak-rak keripik kentang di supermarket dan toko-toko di penjuru Inggris dibiarkan kosong setelah sistem informasi teknologi produsen keripik kentang terbesar di Inggris, Walker, diperbarui. Kelangkaan ini dapat terjadi selama berpekan-pekan.

Baca Juga

Walkers yang dimiliki PepsiCo mengatakan masalah seputar pembaruan sistem telah diperbaiki. Pabrik tidak meningkatkan produksi penuh sampai akhir November yang artinya jumlah dan jangkauan ke pengecer berkurang.

"Pembaruan sistem IT baru-baru ini mengganggu pasokan sejumlah produk kami. Situs kami masih memproduksi keripik dan makanan ringan tapi skalanya dikurangi," kata juru bicara untuk Walkers yang berbasis di Leicester, Inggris tengah, akhir pekan lalu.

"Kami melakukan semua yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan produksi dan mengembalikan makanan ringan kesukaan masyarakat ke rak-rak toko. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," tambah juru bicara tersebut.

Walkers memprioritaskan memproduksi keripik-keripik yang paling populer seperti Cheese & Onion, Ready Salted, Salt & Vinegar, serta makanan ringan Quavers dan Wotsits. Namun kelangkaan keripik Walkers telah mendorong konsumen untuk membeli merek lain. Kosongnya rak-rak makanan ringan tahun ini telah terlihat sejak terjadi gangguan dalam rantai pasokan pasca-Brexit yang disebabkan kelangkaan supir truk dan gangguan pasokan global yang disebabkan pandemi.

Agustus lalu McDonald menarik susu kocok dan minuman botolan dari menunya. Restoran cepat saji lain, Nando, menutup sekitar 50 lokasi karena kekurangan pegawai dalam rantai pasokan ayam.

Keripik merupakan makanan ringan kesukaan masyarakat Inggris. Penganan ini turut dimasukan ke dalam bekal makan siang anak-anak, tersedia di pub, atau menjadi cemilan sambil menonton televisi.

Selama pemerintah memberlakukan peraturan pembatasan sosial Covid-19, masyarakat Inggris banyak melahap makan ringan. Pemerintah Britania mensponsori iklan yang menganjurkan masyarakat untuk makan makanan yang lebih sehat.

Rata-rata masyarakat Inggris makan sekitar dua kantong keripik kentang seberat 25 gram per pekan. Data dari lembaga penelitian pasar Kantar mencatat setiap tahunnya ada sekitar 141 ribu metrik ton keripik kentang terjual di Inggris.

"Saya kesal sekarang saya harus keluar untuk berbelanja lagi," kata pensiunan dari Plaistow, London, Carole Moore.

Perempuan berusia 69 tahun itu mencari keripik kentang di rak-rak kosong di salah satu supermarket Tesco, jaringan pasar swalayan terbesar di Inggris. Moore berbelanja untuk menjamu 22 orang dalam pesta api unggun. Ia tidak berhasil menemukan keripik kentang favoritnya Prawn Cocktail dan Salt & Vinegar di supermarket Tesco di Beckton.

Penemuan keripik kentang pada awal abad ke-19 menjadi objek perdebatan. Terdapat berbagai legenda dan klaim mengenai asal usul keripik kentang. Pada abad ke-20 keripik kentang menjadi bisnis besar.

Walkers didirikan oleh seorang tukang daging pada 1948 di Leicester. Ia beralih ke keripik kentang karena daging dijatahkan selama Perang Dunia II. Kantar mengatakan nilai pasar Inggris untuk keripik, popcorn, kacang-kacangan dan makanan ringan asin lainnya lain sekitar 13,1 persen atau 3,8 miliar poundsterling hingga 27 Desember 2020.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement