REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Lima rumah sakit di Limburg, Belanda, pada Selasa (9/11), meminta pemerintah mengambil langkah-langkah baru untuk menekan lonjakan kasus COVID-19. Pihak RS mengaku tidak lagi memiliki ruang atau staf untuk mengurus lebih banyak pasien COVID-19.
Infeksi COVID-19 di Belanda, seperti di negara Eropa lainnya, mencapai rekor tertinggi meski tingkat vaksinasi orang dewasa mencapai sekitar 85 persen. Pekan lalu, Perdana Menteri Belands Mark Rutte mengumumkan sejumlah langkah baru untuk membendung penyebaran virus, dua bulan setelah menghapus aturan jarak sosial.
Langkah baru itu mencakup pemberlakuan kembali penggunaan masker di pertokoan dan perluasan penggunaan bukti vaksin pas corona. Kasus terus bertambah dan Institut Kesehatan Belanda (RIVM) akan merilis data infeksi baru pada Selasa yang kemungkinan menggeser rekor 12.997 kasus yang tercatat pada 20 Desember.
"Kami sedang menuju bencana kesehatan dan kini seluruh sistem macet," tulis lima rumah sakit itu dalam sepucuk surat kepada pemerintahan Belanda, dilansir reuters, Selasa.
"Kami yakin (rumah sakit) lainnya di Belanda akan segera menyusul kami," tambah pernyataan dari pihak RS.
Kelima rumah sakit itu mendesak langkah-langkah baru, termasuk segera memulai vaksinasi booster bagi lansia dan pasien yang rentan. Pemerintah Rutte mengatakan, akan memberikan dosis booster bagi lansia di atas 60 tahun minimal enam bulan setelah dosis terakhir. Pemerintahnya bakal mengumumkan tentang apakah akan mengambil langkah baru pada konferensi pers mendatang.