Beberapa produsen mobil saat ini berlomba untuk membuat mobil listrik, setelah mobil berbahan bakar bensin akan dilarang dijual di banyak negara mulai tahun 2035 nanti.
Begitu pula di Australia, meski Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan warganya masih diberikan pilihan untuk membeli mobil listrik atau tidak.
Tapi jika akan lebih banyak produsen yang membuat mobil listrik, artinya mobil yang akan dibeli oleh warga di Australia nantinya adalah jenis mobil listrik.
Ini bisa berarti bahwa ketika nantinya warga Australia ingin membeli kendaraan baru, maka yang tersedia hanya mobil yang digerakkan oleh listrik, tidak lagi tergantung pada BBM.
Hanya produsen mobil mewah yang saat ini bisa memproduksinya, karena tingginya biaya pembuatan mobil listrik dan baterai.
Sementara perusahaan yang menjual mobil dengan harga menengah sudah mulai menanamkan modal dalam masa transisi yang akan terjadi selama belasan tahun ke depan.
Inilah daftar beberapa merek kendaraan yang mengatakan nantinya hanya akan memproduksi mobil listrik.
Jaguar
Bulan Februari lalu, perusahaan pembuat mobil mewah asal Inggris mengumumkan mereka hanya akan membuat mobil listrik saja mulai tahun 2025.
Perusahaan yang bernama Jaguar Land Rover, yang juga menjual mobil Land Rover, berjanji akan menjadi perusahaan tanpa emisi karbon di tahun 2039.
Land Rover model pertama yang sepenuhnya listrik akan dikeluarkan di tahun 2024, dengan rencana secara perlahan tidak akan lagi memproduksi mobil berbahan bakar bensin.
Audi
Mulai tahun 2026, semua model mobil baru yang dibuat oleh perusahaan mobil asal Jerman ini adalah mobil listrik.
Kendaraan berbahan bakar minyak, solar dan hybrid yang diproduksi selama tahun 2026 tetap akan dibuat dan dijual sampai di awal tahun 2030-an.
Perusahaan yang dimiliki oleh Volkswagen Group ini akan mulai menghentikan pembuatan mobil berbahan bakar bensin mulai tahun 2033.
Alfa Romeo
Perusahaan pembuat mobil mewah Italia ini telah mengumumkan hanya akan menjual mobil listrik di Eropa, Amerika Utara dan China mulai tahun 2027.
Tidak dijelaskan apakah Australia akan menjadi perluasan pasar bagi mobil listrik mereka.
Alfa Romeo dimiliki oleh Stellantis, perusahaan pembuat mobil keempat terbesar di dunia, yang juga memiliki merek lain seperti Jeep, Fiat, Peugeot dan Chrysler.
Stellantis menanamkan modal sekitar $47 miliar untuk pengembangan mobil listrik sampai tahun 2025.
Rolls-Royce
Bulan September lalu, perusahaan ini mengumumkan hanya akan membuat mobil listrik mulai tahun 2030.
Peerusahaan yang dimiliki BMW ini juga akan mengeluarkan mobil listrik pertama bernama Spectre di akhir tahun 2023.
"Di tahun 2030, Rolls-Royce tidak lagi akan memproduksi atau menjual mobil yang memiliki sistem yang menggunakan bahan bakar," kata Direktur Eksekutifnya Torsten Muller-Otvos.
Mini
Mini, merek kendaraan lain yang juga dimiliki oleh BMW mengatakan mereka hanya akan membuat kendaraan listrik saja di akhir tahun 2029.
Mobil berbahan bakar bensin akan dikeluarkan terakhir kali di tahun 2025.
Volvo
Perusahaan pembuat mobil Swedia ini berencana hanya membuat mobil dari listrik mulai tahun 2030.
Di tahun 2025, rencana mereka sebanyak 50 persen penjualan mobil mereka di seluruh dunia adalah mobil listrik dan 50 persen lainnya jenis 'hybrid', campuran listrik dan bensin.
"Saya yakin betul bahwa tidak akan ada konsumen yang betul-betul ingin bertahan dengan mesin dengan bahan bakar bensin," kata Direktur Eksekutif Volvo, Håkan Samuelsson, bulan Maret lalu.
Bentley
Bentley, yang dimiliki oleh Volkswagen Group, tahun lalu mengumumkan akan mulai membuat mobil listrik saja dari tahun 2030.
Merek mobil mewah ini mengatakan akan meluncurkan mobil listrik pertama di tahun 2025.
Dua dari tiga model sudah tersedia saat ini dalam bentuk 'hybrid' dengan model ketiga akan diluncurkan di tahun 2023.
Mereka akan mulai menghentikan pembuatan mobil berbahan bakar bensin mulai tahun 2026, dan hanya akan menjual mobil 'hybrid' dan listrik sejak itu.
Mercedes-Benz
Mercedes-Benz yang dimiliki oleh Daimler sedang dalam proses untuk membuat mobil listrik yang akan diluncurkan di akhir dekade ini.
Perusahaan ini sudah meningkatkan pembuatan mobil 'hybrid' dan listrik dengan target penjualan mencapai 50 persen di akhir tahun 2025.
Fiat
Fiat, merek mobil Italia lainnya yang dimiliki Stellantis akan mulai hanya memproduksi mobil listrik di tahun 2030.
Bulan Juni lalu, Direktur eksekutif Fiat, Olivier François, mengatakan mereka akan secara bertahap menuju ke arah mobil listrik antara tahun 2025 sampai 2030.
Ford
Perusahaan pembuat mobil Amerika Serikat ini mengatakan mobil mereka yang dijual di Eropa akan sepenuhnya mobil listrik mulai tahun 2030.
Di tahun yang sama, perusahaan ini juga memperkirakan 40-50 persen penjualan global mereka akan berupa mobil listrik.
Bulan September lalu, Ford Motor dan mitranya, yakni perusahaan pembuat baterai Korea Selatan SK Innovation, mengumumkan mereka akan membuat pabrik perakitan mobil dan tiga perakitan baterai di Amerika Serikat yang akan dibuka di tahun 2025.
Rencananya investasi bernilai AU$15,7 miliar akan menjadi investasi terbesar dalam sejarah perusahaan yang sudah berdiri selama 118 tahun tersebut.
Renault
Perusahaan pembuat mobil Prancis ini mengatakan 90 persen mobil produksinya di tahun 2030 adalah mobil listrik.
Namun Renault dilaporkan mendesak agar penerapan rencana Komisi Eropa untuk melarang penjualan kendaraan 'hybrid' diperpanjang hingga tahun 2035.
Larangan yang rencananya akan mulai diberlakukan tahun 2030 akan berpengaruh besar bagi mobil murah buatan Renault, Dacia.
Nissan
Pembuat mobil dari Jepang ini mengatakan seluruh mobil baru yang akan dijual di pasar penting, seperti di Jepang, China, Eropa dan Amerika Serikat akan sepenuhnya mobil listrik di tahun 2030.
Perusahaan yang merupakan bagian dari Aliansi Renault Nissan Mitsubishi juga sudah menetapkan akan menjadi bebas emisi di tahun 2050.
Volkswagen (VW)
Perusahaan pembuat mobil Jerman ini mengatakan hanya akan menjual mobil listrik di Eropa mulai tahun 2035.
Mereka berharap akan menghentikan penjualan mobil bertenaga bensin di Amerika Serikat dan China sesudah tahun 2035.
VW berencana membuat seluruh mobil tanpa emisi karbon paling lambat di tahun 2050.
Dimiliki oleh Volkswagen Group, VW menjadi pesaing Toyota sebagai pembuat mobil terbesar di dunia.
General Motors
General Motors, yang memiliki Chevrolet, Buick, GMC dan Cadillac, mengatakan akan menjual mobil tanpa emisi di tahun 2035.
Perusahaan Amerika Serikat yang menjadi pesaing Ford ini juga akan menjadi perusahaan dengan tanpa emisi di tahun 2040.
GM sudah menghabiskan dana AU$47 miliar untuk mobil listrik dan mobil tanpa pengendara sampai tahun 2025.
Honda
Perusahaan pembuat mobil Jepang ini berencana hanya menjual mobil listrik di Amerika Utara, China dan Jepang pada tahun 2040.
Perusahaan tersebut berencana mencapai target dengan membuat mobil yang digerakkan oleh baterai dan sel bahan bakar.
Diharapkan produksi mobil listrik dan hidrogen akan mencapai 40 persen penjualan di tahun 2030 dan 80 persen di tahun 2035.
Hyundai
Hyundai berencana sepenuhnya membuat mobil listrik di tahun 2040.
Perusahaan asal Korea Selatan ini mengatakan akan secara bertahap memperbesar produksi mobil listrik di Amerika Serikat, Eropa dan China.
Rencana Hyundai untuk mengembangkan mobil listrik adalah sepenuhnya menggantungkan pada mobil hidrogen, yang juga dikenal dengan kendaraan listrik bahan bakar sel.
Hyundai Group, yang juga memiliki Kia, mengatakan akan menjadi perusahaan pembuat mobil pertama yang akan menerapkan sistem bahan bakar sel di seluruh kendaraan komersial di tahun 2028.
Bagaimana dengan Toyota?
Toyota sudah menjadi merek mobil yang paling banyak dibeli di Australia dalam 18 tahun terakhir dan bersaing dengan Volkswagen Group sebagai salah satu perusahaan pembuat mobil terbesar di dunia.
Menurut RACV, 22.3 persen dari semua mobil yang terjual di Australia tahun lalu bermerek Toyota.
Perusahaan pembuat mobil dari Jepang ini mengatakan akan membuat mobil tanpa emisi di tahun 2050.
Rencana Toyota adalah membuat mobil dengan bahan bakar hidrogen, dan bukannya mobil listrik yang menggunakan baterai.
ABC with wires
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News