Kamis 11 Nov 2021 19:33 WIB

Belum Ada Pengungsian Masif Akibat Bencana di Garut

Warga terdampak becana di wilayah itu memilih mengungsi ke rumah saudaranya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Bencana tanah longsor  (ilustrasi)
Foto: Dok BPBD Kab Garut
Bencana tanah longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah wilayah Kabupaten Garut telah dilanda bencana hidrometeorologi pada awal musim hujan kali ini. Namun, berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, belum ada warga terdampak bencana yang mengungsi secara masif. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut, Daris Hilman mengatakan, ada sejumlah warga yang mengungsi akibat beberapa bencana yang terjadi, seperti di Kecamatan Talegong dan Sukaresmi. Namun, warga terdampak becana di wilayah itu memilih mengungsi ke rumah saudaranya, alih-alih tinggal di posko pengungsian. 

Baca Juga

"Jadi kita tak dirikan posko pengungsian. Di Talegong juga belasan warga yang terdampak longsor mengungsi di rumah saudaranya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/11).

Kendati demikian, Daris mengatakan, pihaknya tetap melakukan persiapan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan posko pengungsian untuk menampung warga terdampak bencana. Salah satunya dengan meminta para camat dan kepala desa menginventarisir fasilitas umum berupa gedung yang dapat digunakan untuk posko pengungsian. "Nanti kalaupun harus digunakan, kapasitasnya hanya 50 persen. Ini untuk mengantisipasi kerumunan di posko pengungsian," ujar dia.

Selain itu, Daris menambahkan, BPBD Kabupaten Garut juga selalu menyediakan stok masker untuk dibagikan kepada warga di posko pengungsian. Sebab, ketika kejadian bencana, warga umumnya panik dan lupa menerapkan protokol kesehatan (prokes).

"Insyaallah selama pandemi kita akan tetap memperhatikan prokes dalam penanganan bencana. Warga juga kan pasti ada yang lupa karena panik, tapi petugas selalu mengingatkan," kata dia.

Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, Kabupaten Garut berada di nomor dua sebagai daerah rawan bencana se-Indonesia. Ia menyebutkan, di Kabupaten Garut terdapat 16 kecamatan di wilayah selatan yang masuk ke dalam daerah rawan bencana banjir bandang, longsor, dan pergerakan tanah. Selain itu, terdapat tujuh kecamatan lainnya masuk rawan bencana tsunami. Terakhir, terdapat enam kecamatan masuk rawan bencana gunung api. 

“Jadi kalau peta rawan kebencanaan di Garut ada 16 kecamatan yang mempunyai tingkat kerawanan banjir bandang, longsor serta pergerakan tanah itu kebanyak ada di Garut selatan,” kata dia.

Ia mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor. Pemkab Garut juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana di Kecamatan Sukaresmi, lantaran pada akhir pekan lalu diterjang banjir bandang. "Tanggap darurat itu satu kecamatan. Yang lainnya karena tidak besar kita tanggulangi secara parsial," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement