REPUBLIKA.CO.ID, Menteri luar negeri Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) membahas kerja sama perdagangan bilateral dan isu-isu regional dalam percakapan telepon pada Kamis (11/11). Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan Hossein Amir-Abdollahian dan sejawatnya dari UEA Sheikh Abdullah bin Zayed menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan hubungan bilateral, terutama dalam perdagangan.
Amir-Abdollahian menggambarkan hubungan antara kedua negara sebagai "tradisional dan positif." Ia mengatakan bahwa kedua belah pihak mementingkan kepentingan khusus hubungan mereka dan yakin untuk meningkatkan kerja sama bilateral.
Dia juga menekankan kedua pihak akan terus memfasilitasi dan mengembangkan hubungan perdagangan dan mengatasi masalah yang terkait dengan pertukaran keuangan.
Hubungan antara Iran dan UEA telah berubah dari buruk menjadi “lebih buruk” dalam dua tahun terakhir sejak Abu Dhabi mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel, yang ditengahi oleh AS.
Pejabat dari kedua negara tetangga itu sering kali saling berselisih, di mana Iran memperingatkan UEA agar tidak mengizinkan Israel mendapatkan pijakan di wilayah tersebut.
Kesepakatan normalisasi UEA-Israel hanya meningkatkan permusuhan di antara mereka, yang berakar pada perselisihan jangka panjang atas tiga pulau di kawasan Teluk Persia.
Namun, setelah pemerintah baru di Teheran berjanji untuk mengikuti "kebijakan lingkungan-pertama" yakni upaya sedang dilakukan untuk mengubur kapak dan membalikan halaman dalam hubungan dengan Abu Dhabi.
Pembicaraan via telepon antara kedua pejabat itu terjadi setelah kunjungan resmi Zayed ke Damaskus, yang disebut Amir-Abdollahian sebagai "langkah positif".
Pembicaraan yang akan datang antara Iran dan kekuatan dunia di Wina juga masuk dalam diskusi mereka.
Menlu Iran mengatakan pihaknya siap untuk mencapai "kesepakatan yang baik" sambil menegaskan bahwa pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan nuklir 2015 harus "kembali ke komitmen mereka".
Pembicaraan yang terhenti untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir akan dilanjutkan di Wina pada 29 November. Kedua pejabat tersebut saling mengundang untuk mengunjungi negaranya masing-masing.