REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Mantan Kepala Dewan Menteri Qatar, Hamad Bin Jassim Al-Thani, mengungkapkan, Israel dan negara Arab telah merencanakan kudeta militer di Sudan. Hal ini diungkapkan Al-Thani dalam cuitan di Twitter-nya.
Pengguna Twitter yang mengomentari cuitan Al-Thani mencatat bahwa negara Arab yang dimaksud adalah Uni Emirat Arab (UEA). Mereka menambahkan bahwa, beberapa kebocoran yang berkaitan dengan masalah kudeta telah terbukti.
"Apa yang terjadi di Sudan adalah hasil dari perencanaan awal, kerja sama, dan koordinasi antara Israel dan negara Arab. Sayangnya, negara ini mengklaim dalam pertemuan internasional bahwa mereka telah mengubah kebijakannya dan mulai berkonsentrasi hanya pada ekonomi dan pembangunan," ujar Al-Thani, dilansir Middle East Monitor, Ahad (14/11).
Para pemimpin sipil dan militer Sudan berada dalam perjanjian pembagian kekuasaan yang rapuh selama dua tahun terakhir. Pemimpin kudeta, Jenderal Abdel Fattah Burhan, bertanggung jawab atas perjanjian pembagian kekuasaan. Dia mengatakan, kudeta perlu dilakukan untuk menghindari perang saudara. Dia bersikeras bahwa Sudan masih bergerak menuju demokrasi dan menggelar pemilihan umum pada 2023.