REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kematian harian akibat Covid-19 di Rusia kembali melonjak. Satgas Covid-19 Rusia melaporkan bahwa 1.241 orang meninggal karena Covid-19 pada Sabtu (13/11). Adapun infeksi baru tercatat ada 39.256 kasus, sehingga total kasus di negara itu menjadi 9,03 juta.
Menyikapi lonjakan ini, Rusia telah memberlakukan periode tidak bekerja selama satu minggu pada awal November. Restoran, pertokoan dan pusat bisnis lainnya juga ditutup demi membendung peningkatan kasus.
Dua RUU yang menguraikan langkah-langkah pembatasan baru telah diusulkan di parlemen pada Jumat. Aturan yang rencananya akan mulai diterapkan tahun depan itu akan membatasi akses ke banyak area publik, kereta api, penerbangan domestic dan internasional. Pembatasan berlaku bagi semua orang termasuk bagi mereka yang divaksinasi penuh atau telah pulih dari Covid-19.
Lonjakan infeksi dan kematian di Rusia terjadi di tengah tingkat vaksinasi rendah, publik yang acuh akan protokol kesehatan, dan keengganan pemerintah untuk memperketat pembatasan sosial-wilayah. Dilansir dari AP, Ahad (14/11), capaian vaksinasi di Rusia masih di bawah 40 persen.
Secara total, Satgas Covid-19 Rusia telah melaporkan lebih dari 254 ribu kematian, sejauh ini merupakan jumlah kematian tertinggi di Eropa. Beberapa ahli percaya angka sebenarnya bahkan lebih tinggi. Biro Statistik Rusia, Rosstat, mencatat ada 462 ribu orang dengan Covid-19 yang meninggal antara April 2020 hingga September 2021.
Pejabat Rusia mengatakan Satgas Covid-19 hanya mencakup kematian yang menjadi penyebab utama Covid-19, dan menggunakan data dari fasilitas medis. Sementara Rosstat menggunakan kriteria yang lebih luas untuk menghitung kematian terkait virus, dan mengambil angka dari kantor catatan sipil tempat pendaftaran kematian.