REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir mulai memberlakukan larangan masuk kerja bagi pegawai sektor publik yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Selain itu, nahasiswa di universitas negeri juga dilarang masuk kampus jika tidak divaksinasi.
Menteri Kesehatan Mesir, Khaled Abdel Ghaffar, mengatakan, lebih dari 14 juta orang telah mendapatkan satu dosis vaksin. Sementara hampir 27 juta telah mendapatkan vaksin lengkap yaitu sebanyak dua dosis.
Seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (17/11), kasus infeksi virus Corona di Mesir telah meningkat sejak September, ketika negara itu memasuki gelombang keempat. Pemerintah Mesir telah dikritik karena tidak menerapkan tindakan pencegahan, seperti mengenakan masker di transportasi umum dan di gedung-gedung pemerintah.
Selain itu, pemerintah Mesir masih mengizinkan operasional pertokoan secara normal. Pemerintah dinilai kurang tegas karena tidak memberikan denda atau hukuman bagi orang-orang yang melanggar langkah-langkah pencegahan.
Pekan lalu, serikat medis Mesir mengumumkan bahwa sekitar 630 petugas kesehatan telah meninggal karena virus Corona. Mesir telah mencatat 19.567 kematian akibat virus Corona. Namun para kritikus mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan jauh lebih tinggi.
Pekan lalu dilaporkan bahwa departemen perawatan intensif di seluruh Mesir berada dalam kapasitas penuh. Rumah sakit berebut tempat tidur tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pemerintah bertanggung jawab atas kekurangan tempat tidur, yang menurut petugas medis. Sistem perawatan kesehatan Mesir berada di ambang kehancuran total karena kekurangan dana selama bertahun-tahun.