REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengirimkan puluhan pasukan khusus untuk mengembalikan ketertiban di Kepuluan Karibia, Guadeloupe. Di sana, unjuk rasa anti-peraturan pembatasan sosial Covid-19 berakhir dengan kerusuhan dan penjarahan. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmain mengatakan Prancis mengirimkan 50 anggota pasukan taktik khusus RAID dan GIGN.
Unit-unit itu dikirimkan ke toko-toko yang dijarah, orang-orang yang menembak polisi. Unit itu telah menangkap 31 orang dalam semalam.
Dikutip Aljazirah Ahad (21/11), pengiriman pasukan ini dilakukan setelah kerusuhan terjadi selama beberapa hari. Pengunjuk rasa berkumpul di sejumlah kota untuk sengaja melanggar jam malam yang diterapkan untuk meredakan kekerasan.
"Malam tadi sangat bergejolak," kata sumber dari kepolisian.
Sumber tersebut menambahkan pasukan keamanan mencatat 'sekitar 20 insiden penjarahan atau upaya perampokan' di kota pinggir laut Pointe-a-Pitre dan Le Gosier di toko perhiasan, bank, tempat taruhan dan pusat perbelanjaan. ia menambahkan 'pasukan gendarmerie yang keluar dari stasiun Kota Saint-Francois disambut lemparan benda-benda yang dibakar'.
"Senjata api digunakan terhadap pasukan kepolisian di empat wilayah yang berbeda," tambah sumber tersebut.