REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dunia internasional khususnya umat Islam mengetahui bahwa Palestina sedang berjuang untuk merdeka dari penjajahan Israel. Banyak cara yang dilakukan Israel untuk menjajah Palestina, di antaranya dengan melakukan okupasi.
Konsultan Wakaf Yayasan Wakaf Umat yang berbasis di Turki, Dr Samir Saeed, menerangkan, setidanya ada lima hal yang menjadi sasaran Israel.
Di antaranya bumi atau tanah Palestina, orang Palestina, identitas orang Palestina, dan tempat-tempat suci Muslim Palestina.
Samir mengatakan, Israel melakukan okupasi dengan lima cara di dalam wilayah Al Quds, Palestina. Di antaranya, menyerang tanah atau tempat tinggal, menyerang orang, identitas, dan tempat-tempat suci Palestina serta yang terakhir adalah menyerang Palestina dari negara luar, seperti normalisasi hubungan dengan Israel.
Dia mengatakan, pertama menyerang tanah Palestina, Israel mengokupasi Palestina dengan melakukan pendudukan, membangun dinding pembatas, menghancurkan bangunan orang Palestina, dan mengambil tanah orang Palestina secara paksa. Mereka tak segan-segan mengusir pemilik sah sebuah rumah, bangunan, atau tanah Palestina. Teranyar, adalah otoritas Zionis Israel memberlakukan denda selangit terhadap bisnis dan izin tempat tinggal yang berdampak pada ketidakmampuan warga Palestina melunasi pajak itu.
"Kedua, menyerang manusia, Israel membunuh orang Palestina, menyingkirkan orang Paestina, menangkap, dan memenjarakan orang Palestina," kata Samir saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Selasa (23/11).
Dia menyampaikan, yang ketiga menyerang identitas orang Palestina. Israel mengganti banyak terminologi Palestina, mengubah kurikulum pendidikan, dan bahkan menyebarkan narkoba ke dalam wilayah Al Quds untuk menyasar warga Palestina.
Keempat, Israel menyerang tempat-tempat suci Muslim Palestina. Israel menghancurkan masjid dan kuburan Muslim bersejarah seperti yang menimpa makam Yousufia, di Yerusalem lama.
Dia melanjutkan, jika keempat cara tersebut dilakkan dari dalam Palestina, cara yang kelima yang tak kalah jahat adalah normalisasi hubungan dengan Israel.
Cara ini sangat merugikan Palestina dan meninggalkannya dalam kesendirian berjuang melawan penindasan zionis Israel.
Padahal, jika mau jujur normalisasi tersebut tidak memberikan manfaat banyak bagi negara-negara Arab dan hanya menguntungkan Israel.
"Dari dalam Palestina, Israel melakukan okupasi. Sementara dari luar, empat negara melakukan normalisasi dengan Israel," ujarnya.