REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, jumlah total kematian akibat Covid-19 di Eropa bisa mencapai 2,2 juta pada musim dingin. Jika kasus Covid-19 di Eropa terus meningkat, WHO memprediksi jumlah kematian pada 1 Maret 2022 dapat mencapai 700 ribu, selain 1,5 juta orang yang telah meninggal akibat virus tersebut.
Dilansir Aljazirah, Rabu (24/11), WHO juga memperkirakan, saat ini hingga 1 Maret 2022 sistem kesehatan di 49 dari 53 negara Eropa berada di bawah tekanan tinggi, terutama di unit perawatan intensif (ICU). Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19 karena penyerapan vaksin yang lamban di beberapa negara, varian delta yang sangat menular, cuaca yang lebih dingin, dan pelonggaran pembatasan.
Namun, tingkat penularan sangat bervariasi antarnegara di Eropa. Tingkat penularan rendah terjadi di sebagian besar wilayah Eropa Timur. Sebagai perbandingan, hanya 24,2 persen orang Bulgaria yang telah menerima vaksinasi lengkap. Sedangkan di Portugal, sebanyak 86,7 persen penduduknya telah menerima vaksinasi lengkap.
Menurut data WHO, kematian terkait Covid-19 di wilayah Eropa dari 53 negara meningkat pekan lalu menjadi hampir 4.200 per hari. Jumlah tersebut dua kali lipat dari 2.100 kematian per hari pada akhir September.
WHO mengatakan, tingginya jumlah orang yang tidak divaksinasi serta menurunnya tingkat kekebalan vaksin menjadi faktor yang memicu kenaikan kasus Covid-19 di Eropa. Selain itu, faktor lainnya, yaitu dominasi varian delta dan pelonggaran langkah-langkah kebersihan. Beberapa negara, termasuk Yunani, Prancis, dan Jerman, sedang berupaya untuk memberikan suntikan dosis ketiga kepada masyarakat.
WHO mengatakan, tingginya jumlah orang yang tidak divaksinasi serta "pengurangan perlindungan yang disebabkan oleh vaksin", termasuk di antara faktor-faktor yang memicu penularan tinggi di Eropa di samping dominasi varian Delta dan pelonggaran langkah-langkah kebersihan.
Direktur Regional WHO Eropa, Hans Kluge, mengatakan, Eropa dan Asia Tengah menghadapi musim dingin yang menantang pada masa depan. Dia menyerukan pendekatan vaksin plus, yang terdiri dari kombinasi vaksinasi, menjaga jarak sosial, menggunakan masker, dan mencuci tangan.
WHO mengatakan, masker dapat mengurangi penularan Covid-19 hingga 53 persen. Menurut sebuah penelitian terbaru, lebih dari 160 ribu kematian dapat dicegah pada 1 Maret jika cakupan masker universal mencapai 95 persen.