Jerman pada hari Selasa (23/11) melaporkan rekor insiden infeksi virus corona selama tujuh hari ketika negara itu tengah berjuang memerangi gelombang keempat pandemi Covid-19. Negara-negara bagian yang mengalami lonjakan kasus akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona.
Badan pengendalian penyakit menular di Jerman, Robert Koch Institute (RKI) mengumumkan tingkat infeksi 399,8 per 100 ribu orang selama periode tujuh hari, naik dari 386,5 yang terlihat pada Senin (22/11). Jumlah infeksi baru dalam 24 jam menyentuh 45.326 kasus, meningkat 13.278 kasus dibandingkan hari yang sama pada pekan lalu.
Jumlah kasus kematian bertambah sebanyak 309 kasus. Rumah sakit di Jerman dilaporkan mulai kewalahan, dengan unit perawatan intensif terisi dengan cepat di seluruh negeri.
Bagian timur dan selatan mengalami lonjakan parah
Jumlah kasus juga jauh melebihi rata-rata nasional di beberapa negara bagian Jerman, terutama di timur dan selatan negara itu. Negara Bagian Sachsen mendaftarkan 969,4 kasus per 100 ribu orang pada Selasa (23/11), diikuti Thuringen dengan 685,3 dan Bayern dengan 644,9. Ketiga negara bagian tersebut juga memiliki tingkat vaksinasi di bawah rata-rata.
Sejauh ini, Jerman telah menolak seruan memberlakukan vaksinasi wajib, meskipun para ahli hukum terkemuka berpendapat bahwa langkah seperti itu tidak bertentangan dengan konstitusi.
Beberapa perdana menteri negara bagian, termasuk Baden-Württemberg dan Bayern, telah menyatakan setuju untuk menerapkan wajib vaksin.
Namun, Menteri Kesehatan Federal Jens Spahn menegaskan kembali penentangannya terhadap langkah semacam itu. Dalam wawancaranya dengan radio Deutschlandfunk, Selasa (23/11), Spahn mengatakan, vaksinasi wajib tidak akan "menyelesaikan masalah akut" Jerman dengan gelombang keempat. Dia juga mengatakan akan sulit untuk menerapkan tindakan tersebut, dengan ancaman denda yang lebih menyulitkan orang miskin daripada orang kaya, misalnya.
Jerman menjadi salah satu negara di Eropa Barat dengan tingkat vaksinasi terendah. Sebanyak 68 persen populasi Jerman telah divaksinasi lengkap sejauh ini.
Mempertimbangkan pembatasan ketat
Lonjakan infeksi baru-baru ini mendorong pemerintah di beberapa negara bagian Jerman untuk mempertimbangkan pembatasan yang kemungkinan besar akan berdampak pada orang-orang yang memilih untuk tidak divaksinasi Covid-19.
Negara Bagian Brandenburg, yang mengelilingi Berlin, akan menerapkan kebijakan di mana sektor ritel tertentu hanya dapat diakses oleh orang-orang yang dapat membuktikan bahwa mereka telah pulih dari Covid-19 atau telah divaksinasi. Aturan yang diberi nama 2G ini juga akan berlaku untuk semua layanan yang membutuhkan kontak fisik dekat, fasilitas olahraga, taman bermain dalam ruangan, museum, taman rekreasi, kebun binatang, dan kebun raya.
Berlin juga mengatakan, pada Selasa (23/11), mereka akan memperluas aturan 2G untuk ritel, hotel, fasilitas pendidikan orang dewasa, sekolah mengemudi, dan olahraga. Bisnis yang menjual barang-barang esensial seperti supermarket dan toko obat akan dikecualikan.
Thüringen dilaporkan sedang mempertimbangkan memberlakukan jam malam hingga pertengahan Desember bagi orang-orang yang tidak divaksinasi dari pukul 22.00 hingga pukul 05.00. Parlemen negara bagian akan memberikan suara untuk rencana ini dan tindakan lainnya pada hari Rabu (24/11).
Dengan pembatasan yang tampaknya akan semakin diperketat saat musim dingin berlangsung, semakin banyak pasar Natal telah dibatalkan atau kembali ditutup. Negara-negara bagian seperti Stuttgart, Bayern, Brandenburg, dan Sachsen telah melarang acara tersebut.
rap/hp (Reuters, AFPE, dpa)